"Saat bermain, ayah dan ibu dapat memberi contoh bermain yang sehat, misalnya dengan menekankan pentingnya peraturan dan persetujuan teman ketika bermain," pesan Shierlen.
Moms dapat menyampaikan kata-kata, seperti 'Bagaimana kamu bisa tahu jika temanmu ingin bermain?' atau 'Apa saja kesepakatan kamu saat bermain dengan teman?'.
Tips berikutnya dari Shierlen adalah mengajaknya berdiskusi, Moms.
"Dorong anak untuk terbuka dalam mengomunikasikan hal-hal yang mereka alami jika terjadi sesuatu pada mereka atau lingkungan sekitarnya," tuturnya.
"Alih-alih langsung memarahi dan menasihati, ajak anak untuk ikut berpikir sebagai cara untuk mengajarkan empati. Tanyakan perasaan dan pemikirannya," lanjutnya.
Misalnya, 'Menurutmu, apa yang X rasakan kalau kamu memukul dia?' atau 'Apa yang kamu rasakan kalau X memukul kamu?'.
Terakhir, Moms juga perlu memonitor screen time anak.
Khususnya, dalam mengakses internet dan melihat berbagai tayangan.
"Orangtua juga dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk membantu memantau penggunaan gadget anak. Hindari konten-konten yang mewajarkan kekerasan atau membuatnya tampak keren dan menyenangkan," saran Shierlen.
"Jika anak tidak sengaja melihat tontonan kekerasan, segera ajak anak untuk membahas bahaya dan konsekuensinya agar hal ini tidak berlanjut. Beri pemahaman bahwa kekerasan dalam bentuk apapun tidak pernah tepat karena berbahaya dan merugikan," katanya dengan tegas.
Jika perlu, Moms bisa mendampingi anak yang berusia muda saat menonton.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR