Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, istilah Disease X sudah digunakan oleh World Health Organization (WHO) sejak tahun 2015.
Istilah itu digunakan untuk sebuah penyakit yang belum diketahui.
“Penyakit X ini adalah nama untuk penyakit yang belum diketahui. Huruf X dalam bahasa Inggris sering dikaitkan dengan sesuatu hal yang belum diketahui, tapi dari tahun 2015, istilah ini sudah dipakai oleh WHO," ujar Dicky.
Ada sekitar 1,6 juta virus yang belum diketahui manusia. Dari jumlah itu, sekitar 827 ribu yang dinilai bisa menginfeksi manusia dan hanya 263 virus yang benar-benar bisa menginfeksi manusia.
‘Disease X’ ini, kata Dicky, dianggap sebagai penyakit mudah menular yang berpotensi menyebabkan pandemi, dan menyebabkan kematian dalam jumlah banyak.
“Yang artinya 99% virus yang bisa menjadi ancaman pandemi itu belum kita ketahui. Memang luar biasa besar ancaman pandemi yang disebabkan oleh virus yang asal muasalnya dari hewan," kata Dicky.
'Disease X' merupakan epidemi yang masih menjadi hipotesis para ilmuwan dan diprediksi sangat mungkin menimpa manusia di masa mendatang. Kondisi itu termasuk dalam cetak biru daftar penyakit prioritas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Daftar penyakit itu ditinjau setiap tahun untuk mengidentifikasi 10 virus yang berisiko pada kesehatan global serius. Penyakit-penyakit tersebut diprioritaskan dalam penelitian dan pengembangan sebagai tindakan pencegahan.
PEI adalah penyakit menular yang kasusnya meningkat dalam 20 tahun terakhir. Secara keseluruhan, kondisi itu menyumbang 12% dari patogen manusia.
PEI dapat menyebar dan menjadi pandemi besar seperti Covid-19, hanya dengan satu virus yang mampu ditularkan secara signifikan antar manusia.
'Disease X' dapat muncul dan manusia mungkin akan kesulitan menanganinya karena tindakan pencegahan yang masih terbatas.
Baca Juga: Sambut Lebaran, Daia Manjakan Konsumen dengan Program DAIA Mudik Asyik
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR