Nakita.id - Sebagai orangtua baru, penting bagi Moms mengetahui frekuensi BAB bayi normal.
Pasalnya, mengetahui frekuensi BAB bayi ini akan membantu Moms lebih paham apakah yang dialami anaknya merupakan hal normal atau tidak.
Frekuensi BAB bayi ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi kesehatan bayi itu sendiri.
Lantas, bagaimana frekuensi BAB bayi normal usia 0-12 bulan?
Moms bisa cari tahu selengkapnya dalam artikel ini.
Moms harus tahu, bayi yang baru lahir akan mengeluarkan kotoran lengket selama beberapa hari yang disebut mekonium.
Warnanya hitam seperti tar, kemudian mengandung empedu dan zat lain yang ditelan bayi saat masih dalam kandungan.
Pada hari ketiga, kotoran ini menjadi tinja yang lebih ringan, cair, dan mudah dibersihkan.
Selanjutnya, kotoran akan berubah menjadi hijau-kekuningan pada hari keempat.
Selama 24 jam pertama, bayi setidaknya harus BAB satu kali.
Hal ini dikarenakan kolostrum tinggi gula dari ASI yang dikonsumsinya bertindak sebagai pencahar untuk mendorong mekonium keluar.
Baca Juga: Jenis Warna BAB Bayi dari yang Normal Sampai yang Perlu Diwaspadai
Frekuensi BAB bayi selama 12 minggu pertama kehidupan berkisar antara 1-8 kali dalam sehari.
Rata-rata, bayi bisa BAB sebanyak empat kali setiap harinya, Moms.
Namun, semuanya kembali lagi pada sistem pencernaan masing-masing bayi, dimana ada beberapa bayi yang sering tidak BAB selama 7-10 hari.
Hal ini masih dianggap normal selama tidak disertai dengan gejala ketidaknyamanan.
Sementara itu, bayi yang diberi susu formula rata-rata buang air besar 2 kali sehari, tetapi bisa juga lebih sering.
Terlepas dari bayi mengonsumsi ASI, susu formula, atau keduanya, frekuensi BAB bayi akan menjadi lebih jarang seiring bertambahnya usia.
Pada usia 4 bulan, bayi rata-rata akan buang air besar sekitar dua kali sehari.
Akan tetapi, frekuensinya tidak sepenting konsistensi dan usaha yang diperlukan bayi untuk mengeluarkan kotorannya.
Selama fesesnya tetap lunak, berat badannya bertambah, dan bayi tidak sakit perut atau kembung.
Setelah bayi memulai MPASI, Moms mungkin akan mulai menghadapi perbedaan pada frekuensi BAB dan konsistensi feses bayi yang sangat bervariasi.
Bayi akan mungkin lebih jarang buang air kecil, tetapi frekuensi BAB menjadi lebih teratur dari hari ke hari pada usia ini.
Baca Juga: Ketahui Frekuensi BAB Bayi Usia 0-5 Bulan yang Dianggap Sehat
Namun, Moms bisa segera menghubungi dokter apabila bayi mengalami diare, sembelit, atau belum BAB lebih dari seminggu.
Sebab, bisa jadi bayi mengalami masalah pencernaan.
Nah, itu tadi penjelasan terkait frekuensi BAB bayi yang normal usia 0-12 bulan.
Konsistensi dan frekuensi BAB bayi memang penting untuk dipantau selama masa tahun pertama kehidupannya.
Perubahan ini biasanya normal serta menjadi tanda dari tumbuh kembang bayi yang sehat.
Selain itu, dokter anak juga umumnya menanyakan frekuensi BAB dan BAK (buang air kecil) bayi dalam setiap pemeriksaan.
Jadi, konsultasikan langsung dengan dokter jika ada yang ingin Moms ketahui lebih lanjut.
Baca Juga: Penjelasan Frekuensi BAB Bayi yang Normal Serta Warna Feses yang Harus Diwaspadai
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR