Nakita.id - Di tengah momentum menyambut tahun ajaran baru, ada banyak sekali tantangan yang dihadapi para orangtua.
Terlebih salah satunya, mendorong anak untuk memulai kembali rutinitas belajarnya di tahun ajaran baru.
Pasalnya, banyak anak yang menjadi mudah bosan bahkan mengeluh ketika dihadapkan kembali dengan kata 'belajar' di awal tahun ajaran baru nanti.
Khususnya, anak remaja yang merasa belajar merupakan aktivitas yang membosankan.
Lantas, apa saja faktor penyebabnya? Yuk, simak penjelasan berikut menurut seorang psikolog!
Menurut Amanda Margia Wiranata, M.Psi, ada banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut.
Berikut beberapa diantaranya yang disampaikan oleh psikolog anak ini.
Penyebab yang pertama adalah perubahan hormon.
"Perubahan hormon itu bisa up and down yang menyebabkan anak enggak mood untuk belajar," ungkap Amanda saat ditanyai Nakita, Selasa (6/6/2023).
Faktor berikutnya yang juga dapat mempengaruhi anak remaja mudah bosan belajar bisa jadi datang dari keluarga.
"Biasanya anak enggak termotivasi itu karena lebih banyak dilimpahkan oleh orangtuanya (sejak kecil), kemudian enggak ditemani lagi," terang Amanda.
Baca Juga: Mengenali Tipe Belajar pada Anak dan Menyesuaikan Metode Pembelajaran yang Efektif
"Jadinya, orangtua merasa, 'Oh, itu tanggung jawab anak sendiri untuk belajar'. Itu bisa menyebabkan anak merasa kesepian. Atau saat anak butuh bantuan, orangtua tidak ada," ujar Amanda.
Sebaliknya, orangtua yang terlalu banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran anak remaja ternyata juga dapat menyebabkannya mudah bosan belajar.
Bahkan, anak remaja bisa merasa terganggu dan tidak memiliki privasi, karena merasa selalu diawasi.
"Jadi, ruang geraknya itu enggak ada privacy sama sekali. Biasanya jadi malas untuk belajar, karena selalu dicek sama orangtuanya dan itu jadi tuntutan tersendiri," ungkap Amanda.
"Akhirnya, itu jadi menurunkan motivasinya si anak untuk belajar," lanjutnya.
Menurut Amanda, metode belajar yang salah ternyata juga bisa menjadi penyebab seorang anak bisa mudah bosan belajar.
"Anak-anak tuh ada bermacam-macam metode belajarnya. Ada visual, kinestetik, auditori, dan ada yang digital. Digital itu seperti menggali informasi yang banyak ya, lebih ke pengetahuan yang dia ambil," jelasnya.
Kembali lagi ke metode belajar yang sudah disampaikan, Amanda menyampaikan kembali bahwa ada anak remaja yang senang bergerak.
Sehingga, untuk belajar pun harus disertai dengan mengerjakan sesuatu agar bisa menerima materi atau informasi dengan mudah.
"Kalau ruang belajarnya terlalu sempit, dia enggak bisa gerak bebas. Kalau dia sangat kaku (saat belajar), itu malah enggak bisa menerima materi atau informasi," jelas psikolog anak ini.
Baca Juga: Psikolog Ungkap 3 Faktor Penyebab Anak Bisa Mengantuk Saat Belajar, Apa Saja?
"Dia butuh stimulasi gerakan buat dia, supaya bisa lebih konsentrasi," ucap Amanda dengan tegas.
Maka dari itu, Amanda menyarankan agar orangtua bisa mengadakan diskusi lebih lanjut dengan anak-anaknya. Khususnya, anak yang sudah menginjak usia remaja.
Mulai dari bagaimana cara orangtua memperlakukan anak saat belajar hingga menyesuaikan ruang belajar yang cocok untuk sang buah hati.
Dalam hal ini, IKEA Indonesia berkomitmen untuk selalu mendampingi para orangtua dalam melakukan segala persiapan secara maksimal melalui program 'Back to School'.
Program 'Back to School' ini diinisiasikan oleh IKEA Indonesia, yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan inspirasi dalam mengembalikan semangat anak bersekolah.
Yakni, melalui perubahan kecil yang dapat diaplikasikan oleh para orangtua di rumah.
"Sebagai orangtua, kita dituntut untuk bisa memahami apa yang dibutuhkan anak untuk kembali ke sekolah," papar Ririn Basuki dalam acara Press Conference IKEA: Back to School program, Selasa (6/6/2023).
"Orangtua bisa memulai dengan menyiapkan ruang belajar yang nyaman, menyediakan perlengkapan sekolah mulai dari alat tulis sampai dengan perlengkapan pendukung lainnya yang dapat menumbuhkan semangat belajar anak dan memicu mereka untuk menuangkan kreativitasnya," lanjut Ririn yang saat ini menjabat sebagai Communication & Public Relations Manager IKEA Indonesia.
Melalui program ini, selain memberikan edukasi, ada pula berbagai tips dan trik yang dapat membantu para orangtua mempersiapkan kebutuhan anak sebelum memasuki tahun ajaran baru.
"Masing-masing anak pastinya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan pastinya harus disesuaikan dengan fase tumbuh kembang mereka," sebut Ririn.
Baca Juga: Cara Ampuh Meningkatkan Daya Ingat Anak Supaya Si Kecil Tumbuh Cerdas dan Berprestasi
Ririn mencontohkan, anak yang berada di fase TK cenderung suka bermain dan mengeksplorasi hal-hal baru di sekitarnya.
Sehingga, orangtua bisa memfasilitasi anak dengan perabot seperti meja kecil, papan tulis, dan perlengkapan lainnya untuk berkreasi.
Program IKEA Back to School memiliki berbagai rangkaian workshop persiapan anak untuk kembali ke sekolah.
Workshop resmi dimulai pada 6 Juni 2023 di IKEA Alam Sutera, pukul 15.30 - 16.30 WIB.
Kemudian, dilanjutkan pada tanggal 13 Juni 2023 pukul 15.30 - 16.30 WIB di IKEA Kota Baru Parahyangan dan IKEA Surabaya, tanggal 14 Juni 2023 pukul 15.30 - 16.30 WIB di IKEA Sentul, dan tanggal 20 Juni 2023 pukul 15.30 - 16.30 WIB di IKEA Mall Taman Anggrek.
Seluruh informasi lengkap mengenai program 'Back to School' dapat dilihat langsung di website IKEA Indonesia, yakni https://www.ikea.co.id/.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR