Nakita.id - Orangtua perlu waspada dengan apa yang terjadi pada anak.
Jika ada tanda-tanda anak mengalami perilaku yang aneh, Moms harus peka dan segera mencari tahu penyebab serta solusi.
Baru-baru ini, masyarakat digegerkan dengan kabar balita usia 3 tahun yang kedapatan positif narkoba.
Tentu hal itu membuat publik merasa heran.
Bagaimana bisa anak usia 3 tahun positif narkoba?
Melansir Tribun Style, kasus anak usia 3 tahun positif narkoba ini terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur.
Bukan sang anak sendiri yang menginginkan narkoba itu.
Melainkan karena diberi minum oleh tetangganya yang berinisial ST.
Kronologi ST memberikan minuman berisi narkoba kepada balita tersebut adalah sebagai berikut:
- Pada Selasa (6/6/2023), sang anak dengan ibunya berkunjung ke rumah ST untuk cabut rambut yang beruban.
- Anak mengaku haus dan meminta minum.
- ST kemudian memberikan botol berisi air mineral.
- Setelah mengonsumsi minuman itu, sang anak menjadi sangat aktif.
- Korban sampai jadi tak bisa tidur malam.
- Ibu korban sempat bertanya dengan ST mengenai air mineral yang diberikan ke anaknya.
- ST menjawab air itu dibawa dari warung. Kemudian komunikasi terputus.
Ibu korban merasa anaknya berperilaku aneh.
Kemudian, dirinya curhat ke jejaring sosial Facebook mengenai perilaku anaknya.
Curahan hati ibu korban mendapat respon dari TRC PPA Kaltim.
Korban lantas dibawa ke RS Atma Husada Mahakam Samarinda.
Anak tersebut menjalani tes urin.
Hasilnya, ternyata terkonfirmasi positif narkoba metafetamina.
Baca Juga: Narkoba Menurut Hukum Islam dan Jenis-jenisnya, Materi Agama Islam Kurikulum Merdeka
Metadetamina terkandung dalam sabu.
Pihak kepolisian langsung mengusut kasus ini.
Sebanyak tiga orang saksi sudah diperiksa.
Hasilnya, ditetapkan seorang tersangka.
"Kami sudah periksa tiga saksi. Satu orang kami tetapkan tersangka, yang memberikan minuman itu," ungkap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli saat dihubungi, Minggu (11/6/2023).
Penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya karena bisa sebabkan dampak fisik, psikis, dan sosial.
Dampak fisiknya bisa sebabkan gangguan sistem syaraf, gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan kulit, gangguan paru-paru, sakit kepala, mual dan muntah, diare, dampak terhadap kesehatan reproduksi dan masih banyak lagi.
Dampak psikisnya bisa sebabkan kehilangan kepercayaan diri, agitatif, sulit konsentrasi, lamban kerja, cenderung menyakiti diri sendiri, dan sebagainya.
Sementara dampak sosialnya bisa sebabkan gangguan mental, pendidikan terganggu, dan sebagainya.
Baca Juga: Ammar Zoni Ditangkap Polisi karena Kasus Narkoba Berjenis Sabu, Begini Kronologinya
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR