Nakita.id - Vagina yang bau membuat Moms tentu tak percaya diri.
Tak hanya itu, pasti juga ada rasa minder di depan suami.
Namun kita tahu bahwa vagina merupakan organ intim yang sangat sensitif perawatannya.
Bahkan, tak boleh sembarang sabun digunakan karena justru bisa memicu bakteri dan penyakit.
Oleh sebab itu, mengutip dari Web MD, berikut cara tepat mengatasi vagina bau.
Hal yang harus Moms pahami adalah agar vagina terbebas dari bau tak sedap, Moms harus elakukan pola hidup sehat, seperti:
- membersihkan vagina secara teratur dengan menggunakan air bersih dan menghindari sabun yang mengandung pewangi tambahan atau alkohol
- mengenakan pakaian yang longgar dan memilih celana dalam yang berbahan katun
- menjaga berat badan yang ideal agar area di sekitar vagina tidak tertutup dan menjadi sarang bakteri
- mengganti penggunaan pembalut dengan menstrual cup atau tampon
- menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual dan buang air kecil setelahnya
Baca Juga: Bahaya, Daerah Vagina Sering Gatal Bisa Jadi Tanda Penyakit Kanker
- mengonsumsi produk yang mengandung probiotik
- menghindari douching yang merupakan metode untuk membasuh vagina dengan air atau cairan lainnya karena bisa mendorong bakteri masuk lebih dalam
Meski demikian, dalam beberapa kasus vagina yang bau harus diatasi secara medis.
Oleh sebab itu, Moms juga harus mengetahui beberapa penyebabnya, di antaranya adalah:
- infeksi atau vaginosis bakterialis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan mikroorganisme vagina sehingga menyebabkan bau tidak sedap, khususnya setelah melakukan hubungan seksual
- fistula vagina yang merupakan kondisi langka di mana terdapat bukaan abnormal di antara vagina dan anus sehingga menyebabkan bau yang busuk
- trikomoniasis yang merupakan infeksi menular seksual
- kanker vagina yang menyebabkan keputihan
- kanker serviks yang menyebabkan keputihan
Jika Moms mengalami bau yang sangat mengganggu disertai gejala lain, ada baiknya Moms segera ke dokter.
Hindari diagnosis pribadi dan penggunaan obat-obatan tertentu karena memperburuk kondisi yang dialami.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR