Nakita.id - Moms yang memiliki balita pasti akrab dengan istilah nebulizer.
Biasanya, nebulizer ini dilakukan bagi si Kecil yang mengalami gangguan pernapasan atau batuk.
Mengutip dari Kompas, nebulizer merupakan peralatan medis yang digunakan untuk mengubah obat-obatan cair menjadi uap atau aerosol agar bisa mencapai saluran atas atau saluran bawah pernapasan.
Karena obat-obatan akan langsung terhirup dan sampai di saluran pernapasan atas maupun bawah, nebulizer mampu melegakan pernapasan pada penderita asma maupun Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Akan tetapi, terapi uap atau nebulizer ini tidak boleh dilakukan sembarangan.
Moms harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan nebulizer untuk si Kecil.
Melansir dari Kompas, dokter Dokter spesialis paru Dr. Andika Chandra Putra, Sp.P mengatakan bahwa nebulizer mampu melapangkan saluran napas penderita asma dan PPOK yang tadinya menyempit.
"Kita lapangkan saluran nafasnya dengan memberikan obat-obatan yang bersifat aeorosol. Bisa dengan pemberian nebulizer ataupun obat-obat inhaler" ujar Andika dalam “Virtual Media Briefing Peluncuran Produk Nebulizer Omron”.
Menurutnya, nebulizer tidak bisa digunakan untuk pencegahan, tapi khusus untuk pengobatan.
Hal ini karena sampai saat ini banyak obat-obatan cair yang digunakan untuk langsung mencapai target paru-paru dengan bantuan nebulizer.
"Untuk asma, PPOK, dan infesksi salran pernapasan atas, untuk memudahkan mencairkan dan mengeluakan dahak, disamping melegakan (pernapasan) pasien juga bertujuan sebagai melembabkan," ucap Andika.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Ibu Menyusui Minum Air Es, Apakah Aman?
Andika menuturkan bahwa penggunaan nebulizer pada dasarnya tidak ada batasan.
Hanya saja penggunaannya harus sesuai dengan dosis anjuran obat dari dokter.
"Apakah 10 kali, 12 kali atau 6 kali.
"Kalau pasien asma atau PPOK, seringkali kita kasih obat untuk melapangkan saluran napas, setiap 4 jam diberikan," ungkapnya.
Ia juga memperingatkan bahwa hanya beberapa obat-obatan cair saja yang diperbolehkan digunakan untuk nebulizer dan semuanya tetap harus sesuai anjuran dokter.
"Untuk pengobaatan sangat tergantung obat apa yang akan digunakan. Bukan berarti semua obat cair bisa digunakan di nebulizer," kata Andika.
Menurutnya, nebulizer sebenarnya bisa juga digunakan pada semua penyakit pernapasan.
Beberapa penyakit di antaranya termasuk kanker paru, tergantung dari obat yang diberikan ke dalam alat untuk dihantarkan sesuai target.
"Nebulizer ini alat untuk menghantarkan partikel yang kita harapkan targetnya di saluran napas atas atau saluran napas bawah," ujarnya.
Oleh sebab itu, jangan sembarangan meminta resep nebulizer jika si Kecil mengalami masalah pernapasan ya, Moms.
Konsultasikan dulu ke dokter.
Baca Juga: Cara Mengatasi Bayi yang Sedang Batuk, ASI Jadi yang Utama
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR