Nakita.id - Bahaya tidak mengganti pembalut secara teratur dan memperhatikan kebersihan intim dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan perempuan.
Pembalut adalah produk perawatan menstruasi yang digunakan oleh banyak wanita untuk menyerap darah saat menstruasi.
Namun, jika tidak diganti dengan teratur, berbagai risiko kesehatan dapat timbul.
Berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin terjadi jika pembalut tidak diganti dengan tepat:
Salah satu bahaya utama dari tidak mengganti pembalut adalah risiko infeksi bakteri dan jamur di area genital.
Pembalut yang basah dan kotor menjadi tempat ideal untuk pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi.
Kelembaban dan kondisi lingkungan yang hangat menciptakan lingkungan yang subur bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Infeksi seperti vaginosis bakteri, kandidiasis, atau infeksi saluran kemih dapat timbul akibat kurangnya perawatan kebersihan intim yang tepat.
Sindrom Syok Toksik (SST) adalah kondisi langka namun serius yang dapat terjadi jika pembalut dibiarkan terlalu lama.
SST disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang menghasilkan toksin yang dapat menyebar ke dalam aliran darah.
Jika pembalut tidak diganti secara teratur, bakteri dapat berkembang biak dan meningkatkan risiko terkena SST.
Baca Juga: Cara Mencuci Pembalut yang Benar Menurut Islam, Simak ya Moms!
Gejalanya meliputi demam tinggi, tekanan darah rendah, mual, ruam kulit, dan dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah.
Menggunakan pembalut yang terlalu lama dapat menyebabkan iritasi kulit dan ruam.
Kelembaban dan gesekan konstan dari pembalut yang basah dan kotor dapat menyebabkan kulit sensitif menjadi merah, gatal, dan teriritasi.
Ruam kulit yang parah dapat terjadi, terutama jika terdapat alergi atau sensitivitas terhadap bahan dalam pembalut.
Jika iritasi tidak ditangani dengan baik, dapat berkembang menjadi infeksi kulit yang lebih serius.
Vagina memiliki lingkungan yang memiliki keseimbangan pH yang sehat.
Namun, jika pembalut tidak diganti secara teratur, darah menstruasi yang terperangkap di dalam pembalut dapat menyebabkan perubahan pH vagina.
Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih asam atau alkali dari biasanya, mengganggu keseimbangan flora bakteri alami vagina.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi vagina seperti vaginitis atau pertumbuhan bakteri yang tidak normal.
Toxic Shock Syndrome (TSS) adalah kondisi serius yang dapat berkembang jika pembalut digunakan terlalu lama.
TSS disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang menghasilkan toksin yang masuk ke dalam aliran darah.
Baca Juga: Perbedaan Pembalut Biasa dan Pembalut Nifas Beserta Fungsinya
Gejala TSS meliputi demam tinggi, ruam kulit yang mirip dengan terbakar matahari, tekanan darah rendah, pusing, muntah, diare, dan kebingungan.
TSS adalah kondisi yang darurat dan membutuhkan perawatan medis segera.
Kebersihan yang buruk dan penggunaan pembalut yang tidak diganti dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Bakteri dari pembalut yang terkontaminasi dapat masuk ke dalam saluran kemih, menyebabkan infeksi seperti sistitis atau infeksi ginjal.
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, demam, dan nyeri di daerah panggul.
Untuk mencegah bahaya-bahaya ini, sangat penting untuk mengganti pembalut secara teratur, khususnya selama menstruasi yang aktif.
Disarankan untuk mengganti pembalut setiap 4-6 jam, atau lebih sering jika diperlukan.
Selain itu, perhatikan kebersihan intim yang baik dengan membersihkan area genital setiap kali mengganti pembalut.
Pilih pembalut yang sesuai dengan aliran menstruasi dan pastikan untuk membaca dan mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan.
Ingatlah bahwa menjaga kebersihan dan kesehatan intim adalah aspek penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Jika Moms mengalami gejala tidak normal atau kekhawatiran terkait masalah kesehatan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Muncul Kemerahan dan Gatal karena Iritasi Pembalut, Ini Cara Mengatasinya!
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR