"Ini biasanya dilakukan oleh si wanita ya. Jadi, mereka akan berhubungan diluar masa subur," ungkap dr. Thesa selaku Medical Advisor DKT Indonesia.
Meski begitu, dirinya menyampaikan bahwa metode kalender ini bergantung pada kondisi hormon pihak wanita.
"Ketika si wanitanya berada dalam kondisi stres atau banyak kerjaan, itu bisa mempengaruhi juga ke siklus menstruasinya, sehingga bisa jadi juga terjadi perubahan (pada siklus)," jelas dr. Thesa.
"Nah, pada kondisi ini bisa jadi salah hitung. Maka, akan tetap ada peluang terjadi kehamilan," lanjutnya menjelaskan.
Kontrasepsi alami ketiga yang bisa dicoba selama program KB adalah amenore laktasi.
"Ini adalah metode kontrasepsi ketika si ibu sedang menyusui," sebut dr. Thesa.
Meski begitu, dr. Thesa kembali mengingatkan bahwa pihak pria harus benar-benar memastikan tidak ada ejakulasi yang keluar di dalam.
"Artinya, peluang kehamilannya juga cukup tinggi, bisa sampai 80 persen. Untuk efektivitasnya paling sekitar 80 persen, atau ada 20 persen kemungkinan untuk terjadinya kehamilan," terangnya.
Selain itu, metode itu hanya bisa digunakan saat bayi masih berusia kurang dari enam bulan atau masih ASI eksklusif.
"Terus, ibunya juga harus menyusui langsung, minimal 10-12 kali sehari," tegas dr. Thesa.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Metode Kontrasepsi Wanita dan Pria, Penting Tahu Sebelum Pakai!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR