Nakita.id - Setiap tanggal 29 Juni diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas), yang secara bersamaan gerakan Keluarga Berencana (KB) juga dijalankan.
Program KB sampai saat ini masih menjadi ajang menyadarkan kembali masyarakat akan pentingnya membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera.
Salah satu wujud program KB ini adalah penggunaan alat kontrasepsi yang sudah bisa digunakan saat mencapai usia subur dan sudah mendikah, Dads.
Untuk pria, pilihan kontrasepsi bisa dibilang cukup terbatas. Yakni, kondom dan vasektomi.
Namun diantaranya kedua alat kontrasepsi ini, manakah yang lebih baik?
Tanpa berlama-lama, simak penjelasan pakar dalam artikel berikut ini.
Menurut dr. Thesa Ananda Prima, baik kondom ataupun vasektomi, semuanya merupakan alat kontrasepsi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan masing-masing.
Untuk kondom sendiri sangat efektif mencegah kehamilan, tapi bisa kembali subur setelah berhenti memakainya.
dr. Thesa juga menyampaikan, kondom memiliki berbagai pilihan juga varian sesuai kondisi dan kebutuhan.
"Contohnya, ada kondom yang memiliki aroma dan juga rasa, ada kondom yang ada bintilnya, sehingga akan menambah sensasi berhubungan," sebutnya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Rabu (21/6/2023).
"Terus ada kondom berpelumas khusus untuk durasi yang lebih lama, dan juga ada kondom dengan kandungan ekstrak manjakani yang akan memberikan manfaat juga untuk wanitanya," katanya menambahkan.
Baca Juga: Jalani Program KB, Kenali Alat Kontrasepsi Alami untuk Menjaga Kesehatan Keluarga
Sementara itu, untuk vasektomi juga sangat efektif mencegah kehamilan, tapi bersifat permanen atau tidak bisa kembali kesuburannya.
Artinya, vasektomi sangat cocok untuk Dads yang tidak ingin menambah keturunan lagi.
Selain itu, vasektomi merupakan metode operasi pada pria yang tindakannya dilakukan oleh dokter.
"Jadi, memang untuk pria pilihannya lebih terbatas ya daripada wanita," sebut dr. Thesa dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Rabu (21/6/2023).
Jadi sebagai kesimpulan, antara kondom dan vasektomi, keduanya sama-sama baik untuk program KB, Dads.
Dads bisa memilih salah satunya sesuai kebutuhan apakah ingin menambah jumlah anak lagi atau tidak.
Jika memutuskan memakai kondom selama program KB berlangsung, Dads wajib memperhatikan bagaimana cara memakainya.
Hal ini juga kembali ditegaskan oleh Medical Advisor DKT Indonesia ini.
Berikut beberapa diantaranya yang perlu diperhatikan mulai sekarang.
Dads harus tahu, rata-rata kondom terbuat dari bahan lateks atau karet.
Baca Juga: 3 Cara Memilih Alat Kontrasepsi yang Tepat untuk KB Bagi Pasutri Baru
"Terkadang, ada beberapa orang alergi sama bahan lateks," ungkap dr. Thesa.
Selain itu, beberapa Dads juga terkadang khawatir dengan ukuran kondom itu sendiri.
"Nah, tidak perlu khawatir. Kondom itu sangat elastis dan ukurannya akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pria," pesan dr. Thesa.
dr. Thesa sangat menegaskan bahwa hal terpenting adalah cara menyimpannya.
"Karena ini akan mempengaruhi keefektivitas dari kondomnya," jelasnya.
Menurutnya, setelah dibeli dan jika tidak ingin langsung dipakai, kondom bisa disimpan di tempat yang tidak terpapar cahaya matahari langsung.
"Kemudian, tidak boleh juga disimpan di dalam dompet nih atau terhimpit sama benda-benda lain," tambah dr. Thesa.
"Karena, hal seperti itu bisa memengaruhi ke kondisi kondomnya. Nanti kondomnya jadi gampang robek misalnya," ungkap dr. Thesa.
Cara yang terakhir adalah memperhatikan baik-baik bagaimana cara membuka kondom itu sendiri.
"Cara buka kondomnya harus hati-hati. Jangan pakai gigi atau buru-buru (membukanya,)" kata dr. Thesa berpesan.
"Jadi, dibuka pelan-pelan. Terus, perhatikan apakah pemasangannya sudah benar atau terbalik nih jangan-jangan," lanjutnya berpesan.
Baca Juga: KB Implan Solusi Kontrasepsi Jangka Panjang Efektif Pilihan Keluarga
Selain kondom dan vasektomi, Dads juga harus tahu bahwa ternyata ada satu-satunya kontrasepsi alami yang dapat dicoba.
Metode kontrasepsi alami khusus pria yang dimaksud adalah metode ejakulasi diluar.
"Coitus interruptus atau yang biasa dikenal keluar diluar," terang dr. Thesa.
"Jadi, itu lebih ke kontrol di prianya," lanjutnya.
Meski begitu, dr. Thesa kembali mengingatkan bahwa pihak pria harus benar-benar memastikan tidak ada ejakulasi yang keluar di dalam.
"Artinya, peluang kehamilannya juga cukup tinggi, bisa sampai 80 persen. Untuk efektivitasnya paling sekitar 80 persen, atau ada 20 persen kemungkinan untuk terjadinya kehamilan," terangnya.
Karena syarat-syarat yang harus dipenuhi inilah efektivitas metode kontrasepsi alami untuk program KB ini tidak setinggi metode kontrasepsi yang modern, Dads.
"Selain itu juga, kendalinya itu di (pihak) wanita atau di prianya. Tapi ya, namanya juga manusia kadang suka khilaf," ucap dr. Thesa.
"Jadi supaya benar-benar efektif nih kontrasepsinya, bisa memilih kontrasepsi yang modern," katanya berpesan.
Semoga informasi diatas bermanfaat ya, Dads.
Dads bisa diskusikan kembali dengan pasangan maupun dokter terkait rencana memilih kontrasepsi yang tepat untuk program KB.
Baca Juga: Efek Samping Memakai Alat Kontrasepsi Terus-menerus saat Hubungan Intim
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR