"Tapi kemudian, disalahartikan bahwa Keluarga Berencana itu seolah-olah kontrasepsi. Sebetulnya, kontrasepsi dan KB kan beda," ungkap dr. Hasto.
"KB itu Keluarga Berencana. Keluarga Berencana programnya banyak. (Diantaranya seperti) bagaimana persiapan nikah, bagaimana saat hamil, bagaimana mengatur jarak kehamilan, bagaimana membangun keluarga," katanya menerangkan.
Kepala BKKBN ini juga menyampaikan, ada delapan fungsi keluarga yang harus disiapkan.
Sehingga, Keluarga Berencana mengandung makna bahwa bagaimana membangun keluarga tersebut menjadi keluarga yang berkualitas, tentram, mandiri, dan bahagia.
"Itu pengertian Keluarga Berencana secara umum. Tapi, orang-orang sudah terlanjur kalau yang namanya KB itu dianggap kontrasepsi," katanya menyayangkan.
"Kalau kita mau bicara kontrasepsi, ya bicara hanya kontrasepsi. Saya kira mohon untuk dipisahkan antara Keluarga Berencana dengan kontrasepsi," pesan dr. Hasto.
dr. Hasto juga menyampaikan bahwa BKKBN bertugas mengawal pertumbuhan penduduk yang seimbang, mengawal keluarga berkualitas, serta membangun keluarga berkualitas.
"Sehingga, di BKKBN juga diberikan tugas untuk menjadi koordinator percepatan penurunan stunting," sebutnya.
"Kemudian, di BKKBN ini mengawal fungsi keluarga. Ada delapan fungsi keluarga yang harus berjalan dengan baik," tambahnya lagi.
dr. Hasto bahkan menyebut, BKKBN memiliki program Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, juga Bina Keluarga Lansia.
Ketiga program ini bertujuan dalam rangka mengawal keluarga yang sehat sejahtera.
Baca Juga: Jalani Program KB, Kenali Alat Kontrasepsi Alami untuk Menjaga Kesehatan Keluarga
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR