Mereka mungkin terus-menerus memeriksa telepon, email, atau pesan korban, serta mengajukan pertanyaan yang terperinci tentang kegiatan dan pertemuan korban.
Perilaku ini mencerminkan kurangnya kepercayaan dan rasa kontrol yang berlebihan dalam hubungan.
6. Mengancam dan Memberintimidasi
Pasangan yang berpotensi melakukan KDRT sering menggunakan ancaman dan intimidasi sebagai alat untuk menjaga kontrol atas korban.
Mereka mungkin mengancam akan melukai korban, melukai diri sendiri, atau bahkan membunuh jika korban mencoba untuk pergi atau melaporkan kekerasan tersebut.
Ancaman-ancaman ini menciptakan rasa takut yang berkelanjutan dan membuat korban merasa terjebak dalam hubungan yang berbahaya.
7. Penyalahgunaan Narkoba atau Alkohol
Penggunaan narkoba atau alkohol yang berlebihan dapat menjadi faktor risiko dalam terjadinya KDRT.
Pasangan yang menggunakan narkoba atau alkohol secara berlebihan mungkin menjadi lebih rentan terhadap perilaku kekerasan dan kehilangan kendali emosi.
Ketergantungan pada zat-zat ini juga dapat memperburuk siklus kekerasan dalam hubungan.
8. Pengalaman Sebelumnya dengan KDRT
Baca Juga: Babak Baru Kasus KDRT yang Menimpa Artis Bollywood Rakhi Sawant
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR