Nakita.id - Setiap hubungan memiliki saat-saat ketegangan dan konflik antara pasangan atau anggota keluarga.
Namun, penting bagi kita sebagai orang tua untuk memahami dan mengakui efek buruk yang bisa timbul ketika bertengkar di depan anak-anak kita.
Ketika anak-anak menjadi saksi pertengkaran orang tua, mereka dapat mengalami dampak negatif secara emosional dan psikologis.
Mari kita jelajahi beberapa efek buruk dari bertengkar di depan anak-anak.
Bertengkar di depan anak-anak dapat menyebabkan rasa kecemasan dan ketakutan yang besar pada mereka.
Mereka mungkin merasa terancam dan tidak aman saat melihat kedua orang tua mereka berdebat atau marah-marah.
Anak-anak yang sering terpapar konflik di rumah dapat mengembangkan ketakutan terhadap konflik dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.
Anak-anak sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan di sekitar mereka.
Ketika mereka menyaksikan pertengkaran orang tua, mereka dapat mengalami gangguan emosional yang serius.
Mereka mungkin merasa sedih, cemas, marah, atau bingung.
Hal ini dapat mengganggu perkembangan emosional mereka dan memengaruhi kesejahteraan mental mereka secara keseluruhan.
Baca Juga: Anak Ketakutan Melihat Orangtua Bertengkar, Begini Cara Menenangkannya
Anak-anak cenderung merasa bertanggung jawab atas pertengkaran atau konflik yang terjadi di antara orang tua mereka.
Mereka mungkin merasa bersalah dan berpikir bahwa mereka adalah penyebab permasalahan tersebut.
Perasaan bersalah semacam ini dapat mempengaruhi harga diri dan kepercayaan diri mereka, serta meningkatkan stres dan kecemasan mereka.
Bertengkar di depan anak-anak juga dapat memengaruhi perilaku mereka.
Beberapa anak mungkin menjadi sangat pemalu atau menarik diri, sedangkan yang lain mungkin menjadi agresif atau memperlihatkan perilaku yang tidak terkendali.
Mereka dapat meniru pola perilaku yang mereka lihat dalam konflik orang tua mereka, sehingga mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain.
Anak-anak yang sering terpapar pertengkaran orang tua di depan mereka dapat mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
Mereka mungkin memiliki masalah dalam mempercayai orang lain, mengungkapkan emosi, atau menjaga hubungan yang stabil.
Gangguan ini dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan sosial mereka, baik di sekolah maupun di lingkungan lainnya.
Pertengkaran di depan anak-anak juga dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi pada mereka.
Tingkat stres yang konstan dapat memengaruhi kesehatan fisik mereka, seperti sistem kekebalan tubuh yang melemah, masalah tidur, dan penurunan nafsu makan.
Baca Juga: Dampak Anak Melihat Orangtua Bertengkar di Depannya, dari Masalah Mental Hingga Anoreksia
Anak-anak yang mengalami stres yang berkepanjangan juga lebih rentan terhadap penyakit mental seperti depresi atau kecemasan.
Bertengkar di depan anak-anak dapat memberikan contoh pola hubungan yang tidak sehat bagi mereka.
Mereka mungkin menganggap pertengkaran dan konflik sebagai cara yang normal untuk menyelesaikan masalah, dan kemudian mengulanginya dalam hubungan mereka sendiri di masa depan.
Ini dapat membentuk pola hubungan yang tidak sehat dan berdampak negatif pada kehidupan mereka saat dewasa.
Mengingat efek-efek buruk ini, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis di rumah.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
Jadikan komunikasi terbuka dan sopan sebagai aturan di rumah.
Diskusikan perbedaan pendapat dengan tenang dan hindari penggunaan kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan.
Ajarkan anak-anak tentang pentingnya mendengarkan dan memahami sudut pandang orang lain.
Pilih waktu dan tempat yang tepat untuk membahas masalah-masalah yang timbul dalam hubungan.
Hindari menghadapinya di depan anak-anak.
Baca Juga: Hal yang Dirasakan Anak Ketika Lihat Orangtuanya Bertengkar, Bisa Lari dari Rumah!
Alih-alih, cari waktu yang tenang dan privasi untuk berbicara tentang masalah tersebut.
Jadilah contoh bagi anak-anak tentang bagaimana membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati.
Tunjukkan cara menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif dan menjaga komunikasi yang baik.
Jika ada masalah yang perlu diselesaikan, libatkan anak-anak dalam mencari solusi yang baik bagi semua pihak.
Ini memberi mereka perasaan memiliki kontribusi dan memberdayakan mereka untuk memahami pentingnya resolusi damai.
Jika konflik di antara pasangan tidak dapat diatasi sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.
Terapis atau konselor dapat membantu mengelola konflik dan memberikan panduan yang tepat untuk membangun hubungan yang sehat.
Dalam menghadapi konflik, penting bagi orang tua untuk selalu mengutamakan kesejahteraan emosional dan psikologis anak-anak.
Bertengkar di depan anak-anak dapat memiliki efek jangka panjang yang merugikan bagi mereka.
Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih di rumah, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik secara emosional serta memperkuat hubungan keluarga yang harmonis.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Hati-Hati, Tindak KDRT Bisa Membuat Masa Depan Si Kecil Menjadi Suram
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR