Nakita.id - Apa saja efek kejang demam pada anak? Simak selengkapnya di sini dan cara penanganannya.
Kejang demam yang terjadi pada anak biasanya disebabkan oleh lonjakan suhu tubuh dan sering kali akibat infeksi.
Anak-anak dapat mengalami kejang demam dengan perkembangan normal tanpa riwayat gejala neurologis.
Untungnya, kejang demam ini tidak berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Moms dapat mengamankan anak yang sedang kejang demam dengan memeluknya.
Umumnya, anak yang mengalami kejang demam bergetar di seluruh tubuh dan kehilangan kesadaran.
Tubuh anak mungkin menjadi sangat kaku atau kedutan pada di satu area tubuh.
Sebelum mengetahui efek kejang demam pada anak, baiknya Moms mengetahui gejalanya agar bisa mengatasinya.
Lalu apa saja gejalanya?
Seorang anak yang mengalami kejang demam biasanya mengalami:
- Demam lebih tinggi dari 100,4 F (38,0 C).
Baca Juga: Apakah Ada Obat Bayi Untuk Kejang Demam atau Step? Ini Penjelasannya
- Kehilangan kesadaran.
- Bergetar lengan dan kakinya.
- Eye-rolling.
- Tidak responsif.
- Mengerang.
- Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih.
- Lidah dan mulut berdarah karena digigit oleh anak.
Kejang demam diklasifikasikan sebagai sederhana atau kompleks jika:
- Kejang demam kompleks: jenis ini berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam atau terbatas pada satu sisi tubuh anak kamu.
- Kejang demam kompleks: jenis ini berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam atau terbatas pada satu sisi tubuh anak.
Sebenarnya kejang demam jarang menimbulkan komplikasi jangka panjang, terutama pada jenis kejang demam sederhana.
Baca Juga: Ketahui Pertolongan Pertama Saat Anak Alami Kejang Demam Seperti yang Dialami Anak Chacha Frederica
Meski demikian, kejang demam sering dikaitkan dengan risiko epilepsi pada anak.
Padahal, kedua penyakit ini merupakan dua kondisi yang berbeda.
Tak sama dengan kejang demam, kejang pada epilepsi tidak disebabkan oleh demam, melainkan gangguan aktivitas di otak.
Menurut penelitian, risiko epilepsi memang dapat meningkat sebesar 5–10% pada anak penderita kejang demam dengan kondisi berikut ini:
- Kejang demam kompleks
- Gangguan perkembangan saraf dan otak
- Riwayat epilepsi di keluarga
Jika Moms melihat anak mengalami sejumlah gejala-gejala kejang demam seperti yang disebutkan di atas, segera lakukan langkah penanganan kejang demam secara cepat.
Pastikan Moms tidak panik dan tetap tenang ketika mempraktikkannya.
1. Letakkan anak di tempat yang datar, luas, dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang. Segera singkirkan benda yang berbahaya di sekitarnya.
2. Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan.
3. Longgarkan pakaian, terutama pada bagian leher.
Jangan menahan gerakan kejang anak karena akan membuat anak tidak nyaman dan memicu patah tulang.
4. Catat berapa lama anak mengalami kejang dan pantau terus agar posisi bayi selama kejang tetap aman. Jika memungkinkan Moms dapat merekam kejadian kejang demam, untuk ditunjukkan kepada dokter seperti apa kejang demam yang dialami anak.
5. Tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak saat kejang, termasuk obat atau air. Hal ini akan memicu anak tersedak.
6. Segera panggil ambulans atau bawa ke IGD jika kejang terjadi lebih dari 5 menit, terutama jika anak mulai terlihat mengalami kesulitan bernapas atau wajah yang memucat atau membiru.
Umumnya, kejang demam berlangsung selama 1-2 menit.
Biasanya anak akan rewel selama beberapa jam sebelum kemudian terlelap karena kelelahan.
Walaupun kejang demam sudah berhenti dan Moms telah melakukan penanganan kejang demam dengan baik, Moms tetap perlu untuk membawa anak ke dokter.
Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kejang demam untuk mengetahui apakah terdapat tanda awal adanya infeksi otak maupun penyakit lainnya.
Penanganan yang tepat dapat meminimalkan akibat dan pengobatan pun bisa lebih cepat dilakukan.
Baca Juga: Meskipun Jarang Terjadi, Yuk Cari Tahu Komplikasi Roseola Infantum Pada Anak
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR