Sulawesi Selatan
Bali
Nusa Tenggara Timur
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Melansir BMKG, ada bibit siklon tropis 95W terpantau berada di Laut Filipina timur Filipina, dengan kecepatan angin maksimum 15 knots, dan tekanan udara minimum 1011.6 hPa.
Potensi bibit 95W untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori Rendah. Sirkulasi Siklonik terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu dan di Papua Barat.
Sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Kep. Bangka Belitung hingga Sumatera Selatan, di Samudra Hindia barat Banten, di Samudra Hindia barat Kep. Mentawai.
Dari Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Teluk Cenderawasih, dan dari Papua hingga Papua Barat, serta daerah daerah pertemuan angin (konfluensi) di barat Sumatera, dari Kep. Bangka Belitung hingga Jambi, dan di Papua bagian utara.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Samudra Hindia barat Aceh hingga Selat Malaka, dari Laut China Utara hingga Selat Karimata, dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Barat, dari Sulawesi Tengah hingga Laut Sulawesi, dari Laut Banda hingga Maluku Utara, dan di Samudra Pasifik utara Papua Barat.
Daerah konfluensi lain terpantau di Laut Sulawesi dan Papua Barat.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Ekstrem Sabtu 8 Juli 2023, BMKG Beri Peringatan Pada Wilayah Indonesia Bagian Ini
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR