Menurut Mita, hal ini dikarenakan orangtua tidak mendampingi atau memberi contoh yang baik kepada anaknya.
"Jadi, ketika (anak) besar dan melakukan hal yang sama ketika marah, itu lebih sulit juga diterimanya.
Akhirnya, mungkin dia (anak) terkendala di pertemanannya," katanya menjelaskan.
"Apalagi, di kurikulum pendidikan sekarang bahkan sampai pendidikan tinggi itu fokus belajarnya ada di anak.
Banyak tugas-tugas, banyak proyek kelompok yang mengharuskan dia kerja sama, kolaborasi.
Nah, dia mungkin akan kesulitan sekali dalam bekerja dan mencari pasangan barangkali," lanjutnya.
Maka dari itu, jangan sampai Moms dan Dads mengabaikan kesehatan mental anak dan remaja begitu saja ya.
Pasalnya, kesehatan mental anak dan remaja yang terabaikan kemungkinan besar bisa memicu terjadinya gangguan mental tanpa disadari.
Selain itu, Moms dan Dads juga perlu mencegah terjadi kekerasan di dalam keluarga sedini mungkin agar tak berdampak pada kesehatan mentalnya.
Nah, itu dia Moms cara efektif mencegah kekerasan dalam keluarga.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Baca Juga: Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia, Jaga Kesehatan Mental Sama Penting Dengan Kesehatan Fisik!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR