Yunan kemudian menjelaskan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.
"Kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas meliputi pencegahan dan intervensi seperti pemberian edukasi kepada masyarakat tentang stunting," ungkapnya.
Yunan juga menjabarkan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.
"Pencegahan dari kegagalan 1000 hari pertama dengan edukasi pemberian TTD (tablet tambah darah) minimal 90 tablet kepada ibu hamil, edukasi pemenuhan gizi ibu hamil, edukasi pada ibu hamil tentang IMD, ASI, MP ASI, dan imunisasi serta edukasi persalinan oleh nakes," ujarnya.
"Edukasi tentang suplementasi zat gizi (vitamin A, iodium), edukasi pemantaan pertumbuhan di Posyandu dan edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)," imbuhnya.
Setelah pencegahan selanjutnya dijelaskan mengenai intervensi yaitu mengatasi bila balita alami stunting.
"Jangan panik, lanjutkan minum ASI jika usia balita kurang dari 2 tahun, periksa apakah ada penyakit, tingkatkan konsumsi protein.
"Berikan kapsul vitamin A dan obat cacing, tetap terapkan PHBS, hindari paparan asap rokok.
"Latih ibu cara mengolah makanan anak (PMBA), stimulasi otak anak dengan beberapa permainan dan pengenalan musik dan warna, stimulasi fisik anak dengan gerakan terstruktur," terang Yunan.
Di Puskesmas juga terdapat kegiatan pemberian makanan tambahan.
"Puskesmas juga memberikan makanan tambahan untuk anak-anak dengan gangguan pertumbuhan khususnya stunting selama 90 hari," tutur Yunan.
Baca Juga: Bukan Cuma Kurang Nutrisi, Merokok Juga Bisa Jadi Penyebab Anak Alami Stunting
Di Puskesmas juga bisa merujuk balita yang alami stunting apabila diperlukan.
"Puskesmas juga merujuk balita dengan gangguan pertumbuhan ke dokter spesialis anak yang sudah terjadwal," ungkapnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR