Nakita.id - Berikut adalah kegiatan Puskesmas menangani stunting, yuk simak!
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memainkan peran yang krusial dalam upaya pencegahan stunting.
Stunting, yang merupakan pertumbuhan terhambat pada anak-anak, memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap kualitas hidup mereka.
Puskesmas bertindak sebagai garda terdepan dalam memerangi stunting dengan menyediakan layanan kesehatan yang holistik dan preventif.
Mereka menyediakan program gizi balita, imunisasi, dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi ibu hamil.
Puskesmas juga melakukan pemantauan pertumbuhan anak secara berkala dan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai pola makan yang seimbang.
Dengan upaya ini, Puskesmas berperan penting dalam mencegah stunting dan memastikan generasi masa depan tumbuh dengan sehat dan optimal.
Melansir dari Kemenkes, Puskesmas dan Posyandu menjadi garda terdepan untuk menangani stunting.
Hal ini dilakukan dengan cara:
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Pemantauan dilakukan dengan melakukan penimbangan dan pengukuran serta pengisian kartu KMS.
Baca Juga: Benarkah Ikan Gabus Bisa Mencegah Stunting? Moms Wajib Tahu Hal Ini!
2. Pemberian Vitamin
Puskesmas dan Posyandu akan memberikan kapsul vitamin A sesuai dengan kebutuhan anak.
Kapsul vitamin A biru 100.000 IU untuk bayi usia 6-11 bulan.
Kapsul vitamin A merah 200.000 IU untuk anak usia 12-59 bulan.
3. Pendidikan Gizi
Posyandu akan memberikan makanan tambahan untuk anak dan ibu hamil.
Sementara Puskesmas memberikan pendidikan gizi ibu dan balita. Bahkan, Puskesmas sudah dapat berperan mencegah stunting sejak ibu hamil.
Salah satunya dengan memberikan tablet penambah darah untuk ibu hamik.
Diwartakan Nakita sebelumnya, Maryunanto Jati Waluyo, AMG selaku Nutrisionist di Puskesmas Purwosari Surakarta menjelaskan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.
"Stunting adalah kekurangan gizi kronis karena kegagalan pertumbuhan. Stunting ditandai dengan tingi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak lain yang seusianya," jelas Yunan.
"Stunting dipengaruhi oleh faktor nutrisi, sanitasi dan penyakit infeksi," sambungnya.
Baca Juga: Vitamin Ibu Hamil Mencegah Stunting yang Harus Diketahui, Jangan Sampai Terlewat ya Moms
Yunan kemudian menjelaskan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.
"Kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas meliputi pencegahan dan intervensi seperti pemberian edukasi kepada masyarakat tentang stunting," ungkapnya.
Yunan juga menjabarkan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.
"Pencegahan dari kegagalan 1000 hari pertama dengan edukasi pemberian TTD (tablet tambah darah) minimal 90 tablet kepada ibu hamil, edukasi pemenuhan gizi ibu hamil, edukasi pada ibu hamil tentang IMD, ASI, MP ASI, dan imunisasi serta edukasi persalinan oleh nakes," ujarnya.
"Edukasi tentang suplementasi zat gizi (vitamin A, iodium), edukasi pemantaan pertumbuhan di Posyandu dan edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)," imbuhnya.
Setelah pencegahan selanjutnya dijelaskan mengenai intervensi yaitu mengatasi bila balita alami stunting.
"Jangan panik, lanjutkan minum ASI jika usia balita kurang dari 2 tahun, periksa apakah ada penyakit, tingkatkan konsumsi protein.
"Berikan kapsul vitamin A dan obat cacing, tetap terapkan PHBS, hindari paparan asap rokok.
"Latih ibu cara mengolah makanan anak (PMBA), stimulasi otak anak dengan beberapa permainan dan pengenalan musik dan warna, stimulasi fisik anak dengan gerakan terstruktur," terang Yunan.
Di Puskesmas juga terdapat kegiatan pemberian makanan tambahan.
"Puskesmas juga memberikan makanan tambahan untuk anak-anak dengan gangguan pertumbuhan khususnya stunting selama 90 hari," tutur Yunan.
Baca Juga: Bukan Cuma Kurang Nutrisi, Merokok Juga Bisa Jadi Penyebab Anak Alami Stunting
Di Puskesmas juga bisa merujuk balita yang alami stunting apabila diperlukan.
"Puskesmas juga merujuk balita dengan gangguan pertumbuhan ke dokter spesialis anak yang sudah terjadwal," ungkapnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR