"Setelah itu, baru kita masuk ke dalamnya. Apa sih yang membuat dia (anak) melakukan (tindakan) itu," lanjutnya.
Jadi, lanjut Mita, orangtua tidak perlu berpikir dua sampai tiga kali untuk pergi mencari bantuan ke ahli profesional jika anak sudah berada di titik tersebut.
Menurut Mita, ada dua dampak yang bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk jangka pendeknya, anak maupun remaja akan mengalami kesulitan mengekspresikan emosinya dengan baik dan benar, sehingga bisa merugikan orang lain di sekitarnya.
Selain itu, anak dan remaja juga akan bingung bagaimana cara menyampaikan emosi yang sebenarnya.
Ditambah, Moms dan Dads juga ikut frustasi karena tidak paham dengan kemauan anaknya sendiri.
Sementara untuk jangka panjangnya, anak maupun remaja akan kesulitan mengelola emosinya dengan baik.
Sehingga, mereka cenderung kesulitan berteman bahkan fokus bekerja dalam kelompok hingga beranjak dewasa nanti.
Menurut Mita, kunci utama yang harus orangtua lakukan adalah perlu berdiskusi dengan anak, khususnya anak remaja.
"Kita mungkin perlu ada diskusi-diskusi juga sama anak-anak remaja kita terkait media sosial ini.
Sebenarnya pros dan cons-nya apa sih, plus minusnya apa, kita bisa dapat keuntungan apa dari punya media sosial, kita bisa punya rugi apa dari media sosial," jelas psikolog anak ini.
Baca Juga: Cara Efektif Mencegah Kekerasan dalam Keluarga yang Berakibat Fatal pada Kesehatan Mental Anak
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR