"Oleh karena itu, guru juga harus peka terhadap anak didiknya. Guru juga harus bisa memberikan kedekatan kepada anak didiknya, supaya merasa aman ketika berada di dekat gurunya dan teman-teman sekolahnya, sehingga perasaan aman itu akan menjadi sebuah kenyamanan ketika anak itu berinteraksi," jelas Amur.
"Sentuhan-sentuhan tulus, penuh cinta kasih, penuh kasih sayang dari guru itu juga diperlukan dalam pola asuh di sekolah, yang tentu harus ditunjukkan dengan kehangatan dan keikhlasan seorang guru," lanjutnya.
Mulai dari mau menjadi seorang teman untuk mendengarkan keluh kesah peserta didik yang memiliki persoalan, mendengarkan cerita ketika peserta didik sedih, bahkan menjadi seorang yang dapat diandalkan peserta didik ketika butuh perlindungan di sekolah.
"Nah, ini menjadi penting karena rasa aman, rasa nyaman itu yang diperlukan anak-anak sehingga dia bisa tumbuh dengan optimal di lingkungan dimana dia dibesarkan atau mendapatkan interaksi yang berada di luar keluarganya," kata Amur dengan tegas.
"Dan tentu saja, dukungan kesehatan mental dari seorang guru itu diperlukan untuk perkembangan sosial, perkembangan kognitif seorang anak, dan juga perkembangan emosi seorang anak ketika dia harus beradaptasi, menyesuaikan dirinya untuk berinteraksi lebih luas di lingkungan sekitarnya," lanjutnya.
Untuk mengenalnya, Anindya Dewi Paramita, M.Psi selalu mengajak orangtua untuk melihat kondisi anak sesuai usianya.
"Misalnya, anak umur 9 tahun. Anak 9 tahun itu semestinya sudah bisa apa, belum bisa apa, secara teori dia lagi di tahap apa," sebut psikolog anak yang akrab disapa Mita dalam wawancara eksklusif Nakita, Selasa (14/7/2023).
"Nah, dibandingin saja kalau misalnya saya ada diskusi sama orangtua. Biasanya kita akan melihat ke sana (perkembangan sesuai usia anak)," lanjut Mita.
Dirinya bahkan menambahkan, ada beberapa hal yang orangtua juga bisa evaluasi secara mandiri secara sederhana.
"Misalnya, apakah anak ini menunjukkan perilaku yang cukup berbeda dibandingkan teman-teman seusianya," sebutnya.
Baca Juga: Tak Bisa Sembarangan, Inilah Pola Asuh yang Cocok untuk Anak dan Remaja dengan Gangguan Mental
Defisiensi Zat Besi pada Anak Sebabkan Gangguan Perkembangan Kognitif dan Motorik
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR