Nakita.id – Tak hanya ibu, pengasuhan anak juga menjadi tanggung jawab seorang ayah.
Sayangnya, sampai saat ini, masih banyak yang beranggapan bahwa ayah hanya bertugas mencari nafkah, sedangkan ibu harus mengurus anak dan rumah tangga.
Karena hal itu, tak heran bila Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang mengalami fatherless.
Bukan tanpa alasan Indonesia disebut sebagai negara fatherless ketiga di dunia, Moms.
Pasalnya, di Indonesia masih banyak orang yang memandang pengasuhan anak disesuaikan dengan gendernya.
“Indonesia masih perlu meningkatkan peran ayah dalam tumbuh kembang anaknya. Fenomena ini dapat dijelaskan karena pemahaman yang kurang tepat terhadap peran pengasuhan yang disesuaikan dengan gender saja,” jelas Psikolog Anak Fabiola Priscilla S.Psi, M.Psi, Psikolog saat dihubungi Nakita.id, Selasa (18/7/2023).
“Misalnya, ayah hanya berperan mencari nafkah, sedangkan ibu perannya mengurus anak dan rumah tangga. Hal in membuat ayah menjadi kurang terlibat pada anak-anak ketika mereka membutuhkan ayah dalam proses tumbuh kembangnya,” sambungnya.
Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan terus-menerus.
Pasalnya, menurut Fabiola Priscilla, anak yang mengalami fatherless akan mengalami banyak permasalahan, baik dari sisi psikologis hingga perilaku.
“Ketika anak dewasa nanti dan terjun di masyarakat luas, ia akan kurang percaya diri, kebingungan akan perannya, dan kemampuan mengambil risiko yang rendah,” ungkap Fabiola.
“Anak-anak yang mengalami fatherless akan menjadi pribadi yang sulit mengambil keputusan, selalu mencari perhatian, dan mudah terpengaruh pada lingkungan sekitar.
Hal ini karena kurangnya keyakinan pada kemampuan diri dan kebutuhan yang besar untuk diterima di lingkungan sekitar,” imbuhnya.
Untuk mencegah kondisi fatherless pada anak semakin parah, Moms perlu mengidentifikasi tanda-tandanya terlebih dahulu.
Berikut ini beberapa tanda fatherless pada anak maupun ayah menurut Psikolog Anak Fabiola Priscilla S.Psi, M.Psi, Psikolog.
Tanda pertama yang kerap terjadi adalah anak-anak merasa canggung ketika ayahnya hadir secara fisik.
Hal ini biasanya terjadi karena anak-anak tidak merasa dekat secara emosi dengan ayahnya.
Kelaparan akan figur ayah atau father hunger bisa menyebabkan anak selalu mencari sosok ayah di luar sana.
Biasanya anak yang mengalami ini akan mencari sosok ayah pengganti untuk memenuhi kebutuhan psikologis akan rasa nyaman dan aman.
Anak-anak yang mengalami fatherless biasanya akan merasa kurang disayang.
“Fatherless membuat anak menjadi merasa kurang disayang, diperhatikan, dan kurang dukungan sehingga tampil sebagai pribadi yang selalu membutuhkan perhatian dan dukungan yang tidak ia dapatkan dari sang ayah,” ujar Fabiola Priscilla.
Para istri perlu selalu melibatkan pasangan, terutama dalam pengasuhan anak. Jangan sampai Dads merasa, ‘Ah ini semua ibu yang bertanggung jawab mengurus anak’, sehingga merasa peran ayah tidak dibutuhkan.
Baca Juga: Berperan Sama: Ternyata Keterlibatan Ayah Bantu Anak Belajar Bisa Perbesar Peluang Prestasinya
Pengalaman buruk di masa lalu juga dapat menjadi pemicu fatherless kembali terjadi.
“Ayah kurang memiliki kedekatan dengan sosok ayahnya ketika masih kecil dulu, sehingga ia akan sulit berperan aktif sebagai ayah ketika ia sudah memiliki anak,” kata Fabiola Priscilla.
“Ketika ayah juga mengalami fatherless, nantinya ia akan sulit menjadi role model bagi anak,” sambungnya.
Saat pria merasa tugasnya hanya mencari nafkah, itulah tanda-tanda fatherless bisa terjadi.
Jika Moms melihat hal ini pada pasangan, coba beri pengertian dan perlahan-lahan libatkan dalam pengasuhan anak.
Meski sudah terjadi, bukan berarti fatherless tidak dapat diatasi.
Namun, hal pertama yang harus dilakukan oleh para ayah adalah menyadari kurangnya peran dirinya untuk sang anak.
“Meski sebagian ayah mungkin juga mengalami fatherless, bukan berarti mereka tidak bisa berperan secara optimal,” ucap Fabiola Priscilla.
“Bangun lagi kekuatan mental anak, bangun hubungan yang harmonis, kembali berperan aktif, dan tentunya berdamai dengan masa lalu.
Jika dibutuhkan, jangan sungkan untuk menemui profesional di bidang kesehatan mental,” tutupnya.
Nah, itu dia tanda-tanda fatherless dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya, Moms!
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR