Nakita.id - Berikut ini penjalasan mengenai pembekalan yang diterima kader posyandu.
Moms pasti tahu kalau puskesmas memiliki kader posyandu.
Selama ini profesi sebagai kader posyandu selalu tersingkirkan, karena hanya orang-orang yang mau saja yang betah menjalani profesi tersebut.
Karena memang menjadi kader posyandu merupakan tugas mulia yang harus diemban, siap mengabdi tanpa megharapkan imbalan sekalipun.
Meski bersifat sukarela, tapi kader posyandu ini sudah terlatih lo, Moms.
Terbukti dengan adanya pembekalan yang diterima sebelum para kader posyandu turun ke masyarakat.
Apa saja isi pembekalannya? Tentunya bermanfaat untuk ibu hamil dan balita.
Penjelasan lengkapnya simak selengkapnya di sini.
Pelatihan ini diselenggarakan dengan berdasarkan pendekatan berikut.
- Berdasarkan masalah (Problem Based), yakni proses pelatihan didekatkan pada permasalahan nyata yang ada di lapangan.
- Berdasarkan kompetensi (Competency Based), yakni proses pelatihan selalu berupaya untuk mengembangkan keterampilan berjenjang langkah demi langkah menuju kemampuan
paripurna.
Baca Juga: Jadwal Pemberian Vitamin A di Posyandu Bulan Agustus, Apa Manfaatnya?
- Pembelajaran orang dewasa (Adult Learning), yakni proses pelatihan yang diselenggarakan dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa, yang selama pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan.
c. Dihargai keberadaannya.
Untuk membekali para kader Posyandu tentang konsep dasar pengelolaan Posyandu dalam kaitannya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak.
Dalam pelaksanaannya, dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/ MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun sebesar tiga-perempatnya dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta Angka Kematian Balita (AKBA) sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990—2015.
Berdasarkan hal itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup dan AKBA menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT, 2001).
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%).
Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain adalah Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000.
Sejak tahun 1985, pemerintah juga merancang Child Survival (CS) sebagai upaya menurunkan AKB dan AKBA.
Upaya-upaya yang dicanangkan oleh pemerintah, diharapkan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan semata melainkan juga oleh masyarakat dalam hal ini kader Posyandu untuk juga dapat memantau masalah-masalah yang timbul pada sasaran Posyandu.
Sehingga penyebab-penyebab AKI, AKB, dan AKBA yang muncul dapat dicegah sedini mungkin terutama dalam pemantauan selama kegiatan di Posyandu.
Posyandu sangat dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah sendiri yang terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu.
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan kader sebelum hari buka Posyandu adalah menggerakkan masyarakat dan kunjungan rumah yang dilakukan setelah hari buka Posyandu.
Penggerakkan Masyarakat ini disusun untuk membekali kader agar memahami cara-cara penggerakkan masyarakat, bagaimana melakukan komunikasi kepada sasaran sehingga mereka mempunyai pemahaman tentang manfaat Posyandu bagi kesehatan, dan akhirnya termotivasi untuk ikut teribat dalam kegiatan Posyandu.
Baca Juga: Kenali Pengertian 5 Langkah Posyandu Lansia, Ini Penjelasannya
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan di Posyandu ini disusun untuk membekali para kader Posyandu agar mampu melakukan melakukan Lima Langkah kegiatan di Posyandu dengan baik dan benar serta memahami kegiatan pengembangan di Posyandu.
Lima langkah kegiatan di Posyandu pada saat hari buka meliputi kegiatan pendaftaran, penimbangan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)/Buku KIA, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan.
Untuk langkah satu sampai dengan empat dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah lima dilakukan oleh petugas sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB, atau sektor lainnya.
Untuk membekali para kader Posyandu agar dapat menggunakan pesan, memilih metode dan media penyuluhan yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga pesan penyuluhan yang disampaikan kepada masyarakat dapat diterima dan dimengerti secara benar dan dapat memotivasi masyarakat untuk mengikuti pesan penyuluhan yang dianjurkan.
Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan mencakup perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan, serta pemantauan dan penilaian.
Pengambilan keputusan dan penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan tidak lepas dari ketersediaan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaran.
Begitu juga dengan kegiatan Posyandu, ketersediaan data dan informasi yang akurat diperlukan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dalam upaya pengembangan Posyandu.
Dengan demikian dipandang perlu untuk dibekali para petugas/kader dengan pengetahuan dan kemampuan yang memadai tentang pencatatan dan pelaporan kegiatan di Posyandu.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan keterampilan para petugas/kader dalam melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan di Posyandu. Untuk itu, dalam modul ini akan dibelajarkan materi tentang pencatatan dan pelaporan Posyandu dengan menggunakan Sistem Informasi Posyandu (SIP).
RTL ini disusun untuk membekali para kader agar me-review kembali materi-materi yang telah diberikan, materi mana yang belum dimengerti oleh kader.
Modul ini juga memuat daftar rincian kegiatan RTL yang akan dilaksanakan di Posyandu masing-masing.
Baca Juga: Simak Kegiatan Apa Saja yang Ada di Posyandu Lansia, Mulai Pemeriksaan Fisik hingga Kondisi Mental
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR