Nakita.id - Sifilis adalah sebuah penyakit menular seksual yang harus diwaspadai.
Sifilis diklasifikasikan sebagai penyakit bakterial yang disebabkan oleh spiroset Treponema pallidum.
Penyakit sifilis menyebar melalui kontak seksual dengan individu yang terinfeksi.
Meskipun memiliki tingkat penyebaran yang mengkhawatirkan, kenyataannya adalah, sifilis dapat dicegah dan diobati dengan tepat jika dideteksi secara dini.
Namun, tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem kardiovaskular, saraf, dan organ dalam lainnya.
Melansir dari laman Tiktok mengenai edukasi penyakit sifilis, ada 6 gejala yang patut di waspadai.
1. Luka terbuka di sekitar Mr. P, anus, dan mulut
Sifilis menyebabkan luka terbuka pada tahap tertentu dari penyakit ini.
Setelah terinfeksi, sifilis mengalami perkembangan melalui tiga tahap utama.
Tahap pertama ditandai dengan timbulnya chancre, yaitu luka terbuka di area infeksi awal, seperti alat kelamin, anus, atau mulut.
Pada tahap kedua, gejala-gejala yang lebih luas muncul, termasuk ruam yang terjadi di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Tanda-tanda Penyakit Sifilis pada Bayi, Moms Wajib Tahu!
2. Pembengkakan kelenjar getah bening
Sifilis dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening sebagai respons tubuh terhadap infeksi.
Ketika bakteri Treponema pallidum, penyebab sifilis, masuk ke dalam tubuh melalui kontak seksual atau luka terbuka, sistem kekebalan tubuh berusaha melawan infeksi tersebut.
Kelenjar getah bening berperan dalam pertahanan tubuh, dan ketika terjadi infeksi, mereka bisa membesar sebagai bagian dari respons kekebalan tubuh untuk melawan bakteri.
Pembengkakan kelenjar getah bening ini seringkali terjadi di area yang dekat dengan tempat masuknya bakteri, seperti pangkal paha, ketiak, atau leher.
3. Sakit kepala
Sifilis dapat menyebabkan sakit kepala sebagai salah satu dari berbagai gejala yang muncul pada tahap awal infeksi.
Setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh melalui kontak seksual atau luka terbuka, mereka dapat menyebar melalui aliran darah dan mempengaruhi sistem saraf.
Peradangan yang terjadi di sistem saraf dapat menyebabkan sakit kepala yang berbeda tingkat keparahan.
Gejala lain yang sering terjadi termasuk demam, kelelahan, dan munculnya luka terbuka atau ruam.
4. Kelelahan
Baca Juga: Penyakit Sifilis Itu Apa? Kenali Gejalanya dan Penyebabnya untuk Manusia
Sifilis dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan pada tahap awal dan lanjut infeksi.
Ketika bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh melalui kontak seksual atau luka terbuka, sistem kekebalan tubuh mulai melawan infeksi tersebut.
Respons ini dapat menguras energi tubuh dan menyebabkan kelelahan yang berlebihan.
Selain itu, jika sifilis tidak diobati dan masuk ke tahap lanjut, bakteri dapat menyebar ke organ-organ dalam tubuh, termasuk jantung dan otak.
5. Kerusakan organ dalam
Jika tidak diobati, sifilis dapat masuk ke tahap laten.
Dalam kondisi ini gejalanya tidak terlihat tetapi masih dapat menyebabkan kerusakan internal pada organ dan sistem tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pengobatan jika mencurigai infeksi sifilis.
6. Kerusakan sistem saraf
Sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pada tahap lanjut penyakit ini.
Ketika bakteri Treponema pallidum menyebar melalui aliran darah, mereka dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai neurosifilis.
Baca Juga: Waspada Gejala Sifilis Pada Wanita, Jangan Diabaikan Supaya Tak Fatal
Neurosifilis dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk sakit kepala parah, gangguan mental dan emosi, gangguan penglihatan, gangguan keseimbangan, dan kesulitan koordinasi.
Jika tidak diobati, neurosifilis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf, yang dapat mengakibatkan kecacatan dan gangguan fungsi otak.
Penting untuk mencari perawatan medis segera jika mencurigai terinfeksi sifilis agar dapat mencegah perkembangan lebih lanjut dan komplikasi yang serius.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR