Nakita.id - Sebagai Moms milenial atau ibu muda, pasti banyak hal baru yang diterima dan juga diserap perihal kesehatan anak.
Salah satu yang kerap terdengar di telinga adalah permasalahan stunting.
Memang, permasalahan stunting ini jadi permasalahan yang serius yang harus dicegah.
Akan tetapi tak menutup kemungkinan, banyak hal yang menjadi mitos mengenai stunting.
Padahal hal tersebut tak selalu tepat.
Mengutip dari Kompas, berikut adalah 5 mitos seputar stunting yang tidak benar adanya.
1. Stunting hanya menyebabkan tumbuh pendek
Stunting memang suatu kondisi yang menyebabkan gagal tumbuh.
Akan tetapi, dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan fisik.
Faktanya, masih banyak dampak lainnya baik jangka panjang maupun pendek.
Misalnya, dampak kognitif yang menghambat kecerdasan anak, hingga risiko penyakit degeneratif seperti diabetes.
Baca Juga: Bagaimana ASI Berperan Besar Terhadap Pencegahan Stunting? Ini Penjelasannya
2. Stunting dimulai sejak lahir
Stunting yang dimulai sejak lahir ternyata asumsi belaka.
Hal ini karena stunting merupakan kondisi kurangnya nutrisi bahkan sejak masa kehamilan.
Untuk diketahui, menjaga gizi anak dalam 1.000 HPK dimulai sejak anak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Maka dari itu, penting bagi ibu hamil memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsinya.
3. Stunting karena kurang makan
Stunting juga bukan karena kurang makan. Lebih tepatnya, disebabkan karena asupan gizi dalam makanan yang tidak seimbang.
Makanan dengan gizi seimbang antara lain, mengandung karbohidrat, protein, lemak vitamin, dan mineral.
Oleh sebab itu, Moms bisa menerapkan metode isi piringku untuk memadukan makanan sehat dengan gizi seimbang pada anak.
4. Stunting merupakan faktor keturunan
Stunting bukan karena faktor keturunan, akan tetapi karena kurangnya gizi kronis di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Baca Juga: Ini Langkah yang Harus Dilakukan Saat Si Kecil Terdeteksi Stunting
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR