Dapur stunting atau DAHSAT ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.
Melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.
Kegiatan DAHSAT ini bukan semata-mata hanya masak-memasak.
DASHAT sendiri mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita.
Dalam hal ini, masyarakat akan diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa, dan bergizi baik dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan.
Melalui model pengelolaan sosial, komersial dan kombinasi.
Deputi Bidang Pengendalian Peduduk Dwi Listyawardani usai peluncuran DASHAT menjelaskan, “Penyebab masalah stunting adalah kondisi kesehatan yang tidak optimal dan asupan nutrisi yang tidak optimal.
"Dengan adanya DASHAT, kami berharap setiap ibu hamil, ibu yang hendak hamil, dan ibu menyusui lebih diperhatikan asupan nutrisinya sehingga terlahir generasi penerus yang optimal, sehat dan berkualitas," jelas Dani.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani berharap dengan DASHAT permasalahan stunting yang terjadi di daerah-daerah dapat diatasi.
Selain itu, adanya DAHSAT untuk mendukung persiapan ibu hamil dalam melahirkan anak yang sehat dapat dilakukan.
Peluncuran DASHAT juga diikuti secara daring perwakilan Kampung Keluarga Berkualitas dari Provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur sejak 2021 lalu.
Baca Juga: Bagaimana ASI Berperan Besar Terhadap Pencegahan Stunting? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR