Banyak buku dan sumber edukatif yang dapat membantu anak memahami dan mengatasi perasaan mereka.
Ini juga bisa menjadi cara bagi orangtua untuk mendekati topik dengan anak.
Menjaga interaksi dengan mantan pasangan tetap positif dan menghindari konflik di depan anak dapat membantu mencegah trauma lebih lanjut.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda trauma yang parah seperti isolasi sosial yang berlebihan, perubahan drastis dalam perilaku, atau masalah tidur yang serius, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.
Proses penyembuhan membutuhkan waktu.
Bersabarlah dengan anak dan perhatikan perubahan emosi atau perilaku mereka.
Jika mungkin, membantu anak untuk merencanakan pertemuan dengan orangtua yang tidak tinggal bersama mereka. Ini dapat membantu anak merasa lebih baik dan mengatasi perasaan kehilangan.
Ingatlah bahwa setiap anak unik, jadi metode yang tepat mungkin berbeda-beda.
Kombinasi dari beberapa cara di atas bisa membantu anak mengatasi trauma akibat broken home dan membangun kembali kepercayaan dan kesejahteraan mereka.
Jika perlu, bantuan profesional selalu menjadi opsi yang baik.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Anak Broken Home Bisa Jadi Sensitif Tapi Juga Lebih Menghargai Pernikahan
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR