Nakita.id - Trauma akibat broken home atau perpisahan orangtua adalah pengalaman yang sangat sulit bagi anak-anak.
Dampaknya bisa berdampak pada perkembangan emosional, sosial, dan psikologis mereka.
Mengatasi trauma ini membutuhkan waktu, perhatian, dan dukungan yang kuat dari orang dewasa di sekitarnya.
Berikut adalah cara-cara yang dapat membantu mengatasi trauma broken home pada anak:
Dorong anak untuk berbicara tentang perasaan mereka.
Dengarkan tanpa menghakimi dan berikan dukungan emosional.
Ini membantu mereka merasa didengar dan dihargai.
Mencari bantuan dari psikolog anak atau konselor dapat membantu anak mengatasi perasaan negatif dan membantu mereka memahami dan mengelola emosi mereka.
Mempertahankan rutinitas yang konsisten dan stabil dapat memberikan rasa keamanan bagi anak.
Ini membantu mereka merasa lebih terkendali dalam situasi yang penuh perubahan.
Pastikan anak merasa dikelilingi oleh dukungan dari keluarga terdekat dan teman-teman.
Ini membantu mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan mereka.
Mengajak anak untuk terlibat dalam kegiatan kreatif seperti seni, musik, atau menulis jurnal dapat membantu mereka mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Dorong anak untuk terlibat dalam aktivitas yang mereka sukai dan berprestasi.
Ini membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka yang mungkin terpengaruh oleh perpisahan orangtua.
Berbicara dengan anak tentang alasan perpisahan secara bijaksana dan sesuai usia.
Ini membantu mereka memahami bahwa itu bukan kesalahan mereka dan mendorong mereka untuk mengatasi perasaan bersalah.
Mengajarkan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam dapat membantu anak mengelola stres dan kecemasan yang mungkin timbul akibat trauma.
Berperilaku positif dan sehat di depan anak adalah contoh yang baik bagi mereka.
Ini membantu mereka belajar cara menghadapi kesulitan dengan bijaksana.
Makan dengan baik, tidur cukup, dan berolahraga dapat membantu menjaga kesehatan mental anak.
Ini juga membantu mereka merasa lebih bertenaga dan mampu mengatasi trauma.
Banyak buku dan sumber edukatif yang dapat membantu anak memahami dan mengatasi perasaan mereka.
Ini juga bisa menjadi cara bagi orangtua untuk mendekati topik dengan anak.
Menjaga interaksi dengan mantan pasangan tetap positif dan menghindari konflik di depan anak dapat membantu mencegah trauma lebih lanjut.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda trauma yang parah seperti isolasi sosial yang berlebihan, perubahan drastis dalam perilaku, atau masalah tidur yang serius, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.
Proses penyembuhan membutuhkan waktu.
Bersabarlah dengan anak dan perhatikan perubahan emosi atau perilaku mereka.
Jika mungkin, membantu anak untuk merencanakan pertemuan dengan orangtua yang tidak tinggal bersama mereka. Ini dapat membantu anak merasa lebih baik dan mengatasi perasaan kehilangan.
Ingatlah bahwa setiap anak unik, jadi metode yang tepat mungkin berbeda-beda.
Kombinasi dari beberapa cara di atas bisa membantu anak mengatasi trauma akibat broken home dan membangun kembali kepercayaan dan kesejahteraan mereka.
Jika perlu, bantuan profesional selalu menjadi opsi yang baik.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Anak Broken Home Bisa Jadi Sensitif Tapi Juga Lebih Menghargai Pernikahan
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR