Meski begitu, Monica menyarankan bahwa hal pertama yang harus dilakukan ibunya adalah menyadari terlebih dahulu apa yang terjadi dengan dirinya sendiri.
"Bagaimana ketika dia mengasuh si anak? Ketika dia menyusui si anak? Ketika dia berdekatan dengan si anak? Apa yang dipikirkan? Apa yang dirasakan? Apa yang dimaknai? Itu semua harus ditanyakan oleh ibunya sendiri," sarannya.
Misalnya, ketika ibunya terbangun karena harus menyusui anaknya, apakah tubuhnya merasa kelelahan, ingin marah, atau ingin menyakiti anak tersebut?
"Kalau itu terjadi, artinya si ibu harus segera mengkomunikasikan hal ini ke pasangan yang paling dekat," kata Monica berpesan.
"Namun, kalau pasangan kurang proaktif, maka bisa cari bantuan lewat layanan konseling psikologis yang sekarang aksesnya pun bisa dilakukan secara online," lanjut Monica.
Selain dari ibunya sendiri, Monica juga berpesan kepada para suami untuk jeli melihat perasaan sang istri.
"Ketika si istri terlihat, misalnya, dari raut wajahnya sudah kelelahan, pucat, lesu, tawarkan bantuan.
Barangkali memang pada saat itu, si istri lagi dalam kondisi tidak prima untuk mengasuh si anaknya. Jadi, mulai dari situ dulu," ungkapnya.
Kemudian, lanjut Monica, suami juga perlu memperhatikan kondisi istri lebih lanjut.
"Apakah terjadi perubahan emosi pada istri? Misalnya, yang tadinya menyenangkan, romantis, suka bermanja-manja, kok ini sangat sensitif terhadap hal kecil, kok marah-marah terus, kok di kamar mandi lama. Ini harus dicari tahu," katanya menyarankan.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR