Terkadang, meskipun anak mendapatkan cukup makanan, kekurangan keanekaragaman nutrisi tetap bisa berkontribusi pada stunting.
Air minum yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan penyakit pada anak.
Penyakit-penyakit ini dapat mengganggu absorbsi nutrisi dan pertumbuhan yang sehat.
Stunting bisa dimulai sejak dalam kandungan jika ibu hamil mengalami kekurangan gizi.
Kekurangan gizi pada masa kehamilan dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan menghasilkan anak yang lahir dengan berat badan rendah, yang berisiko mengalami stunting.
Kondisi emosional ibu hamil, seperti stres berlebihan atau depresi, dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
Kadar hormon stres yang tinggi dapat mengganggu aliran nutrisi ke janin dan memengaruhi perkembangan otak serta organ tubuh lainnya.
Keseimbangan mikrobiota usus yang buruk pada anak dapat memengaruhi penyerapan nutrisi dan sistem kekebalan tubuh.
Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan anak secara keseluruhan.
Faktor psikososial juga berperan dalam pertumbuhan anak.
Anak-anak yang tidak mendapatkan stimulasi kognitif dan emosional yang memadai di rumah atau lingkungan sekitar mereka berisiko mengalami stunting.
Baca Juga: Benarkah Salah Satunya Polusi Penyebab Stunting? Penjelasannya Ada di Sini
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR