Nakita.id - Berikut ini ringkasan materi PAI kelas X dalam Kurikulum Merdeka.
Kali ini, materi yang akan dibahas adalah faktor pembentuk sikap berani membela kebenaran dan hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berani dalam Islam sering disebut dengan istilah syaja’ah. Apa itu? Selengkapnya simak di sini.
Menurut bahasa, syaja’ah berarti berani atau gagah.
Sedangkan arti syaja’ah menurut istilah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela kebenaran dengan cara yang ksatria dan terpuji.
Syaja’ah merupakan suasana bathiniah seseorang yang direalisasikan dalam sikap lahiriah untuk berani mengambil tindakan dengan penuh keyakinan dan siap dengan segala risikonya.
Keputusan untuk berani mengambil tindakan ini harus dilandaskan pada kebenaran dan keadilan, sesuai dengan norma agama, adat istiadat maupun hukum positif yang berlaku, agar mendapatkan rida dari Allah Swt.
Orang yang disebut dengan pemberani adalah orang yang tidak takut menghadapi apa pun demi membela kebenaran dan siap menerima risiko apa saja serta senantiasa takut untuk berbuat kesalahan.
Sedangkan, yang disebut dengan penakut adalah orang yang justru merasa takut untuk membela kebenaran.
Padahal, agama mengajarkan kepada setiap muslim untuk menjadi pembela kebenaran dan tidak takut terhadap apa pun kecuali kepada Allah SWT.
Dalam hal menyampaikan dan menegakkan kebenaran Rasulullah SAW. adalah teladan terbaik.
Syaja’ah atau berani membela kebenaran dan keadilan, merupakan jalan menuju kemenangan dalam keimanan.
Tidak boleh ada kata takut dan gentar bagi seorang muslim, karena keimanan akan menuntun mereka pada keberanian dan tidak gentar menghadapi apa pun.
Dan untuk menumbuhkan serta membiasakan karakter berani membela kebenaran harus dimulai dari diri sendiri dengan pola pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Berikut ini merupakan faktor pembentuk sikap syaja’ah pada diri seorang muslim yaitu:
- Takut kepada Allah SWT
- Mencintai kehidupan akhirat
- Tidak takut menghadapi kematian
- Tidak ragu-ragu dengan kebenaran
- Tidak materialistis
- Berserah diri dan yakin akan pertolongan Allah SWT
- Kristalisasi Pendidikan karakter dari keluarga, masyarakat dan sekolah
Baca Juga: Pentingnya Sikap Kontrol Diri, Contoh dan Hikmahnya dalam Kehidupan, PAI Kelas X Kurikulum Merdeka
Seorang mukmin yang memiliki sifat syaja’ah akan memiliki kualitas mental dan bersikap dewasa dalam menghadapi semua persoalan. Ia akan senantiasa bersikap berani memperjuangkan kebenaran dan tidak sampai hati membiarkan terjadinya kemunkaran.
Seorang mukmin yang memiliki sifat syaja’ah akan senantiasa mendahulukan perintah Allah SWT. dibandingkan dengan urusan duniawi. Keberanian seorang muslim lahir dari rasa takutnya kepada Allah SWT.
Keluarga yang mendidik dan membiasakan perilaku syaja’ah bagi semua anggotanya, akan hidup dengan tenteram dan nyaman. Mereka tidak akan takut kekurangan materi duniawi, karena segala sesuatu dianggap sebagai sebuah kenikmatan sementara yang bisa mengurangi kadar keberanian dalam mendahulukan perintah Allah SWT.
Sebuah keluarga, mungkin hidup dengan penuh kesederhanaan bahkan mungkin kekurangan jika dibandingkan dengan keluarga lain yang lebih berkecukupan.
Namun energi syaja’ah yang mereka miliki akan membuat mereka tetap berani berjuang, bekerja keras berikhtiar, tawakkal kepada Allah SWT dan qanaah terhadap segala sesuatu yang mereka terima.
Sebaliknya, tidak sedikit orang yang hidup berkecukupan, bahkan berlimpah materi, namun mereka takut jatuh miskin, takut hidup sengsara, tidak siap hidup menderita dan lain sebagainya.
Sehingga, menghalalkan segala cara yang tidak dibenarkan agama, untuk karena mereka tidak takut terhadap murka Allah Swt.
Bangsa yang besar akan terwujud jika masyarakatnya terbiasa dan memiliki budaya berani (syaja’ah) dalam setiap langkahnya.
Lihatlah bagaimana Rasulullah SAW memimpin Madinah sebagai kepala negara dan pemimpin agama Islam sekaligus, hingga Islam berkembang dan mencapai kejayaan.
Karena dilandasi dengan sifat keberanian yang berdasarkan berlandaskan pada norma dan syariat agama sehingga masyarakatnya merasa aman, nyaman, tenteram, toleran dan dalam kemakmuran, meskipun hidup dalam keberagaman.
Demikian juga, seandainya seluruh rakyat Indonesia terutama masyarakat muslim memiliki sifat syaja’ah, maka negara kita akan menjadi negara yang kuat, maju dan terhindar dari tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan norma agama seperti korupsi, peredaran narkoba, terorisme dan tindakantindakan kriminal lainnya karena seluruh masyarakat dan aparat penegak hukum berani dan kompak dalam ber-amar ma’ruf nahiy munkar sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR