Nakita.id - Hamil bayi kembar adalah momen istimewa dalam hidup Moms yang bisa membawa kebahagiaan ganda.
Namun, seperti kehamilan pada umumnya, hamil bayi kembar juga memiliki risiko tertentu yang perlu dipahami dan diwaspadai.
Untuk itu, Nakita akan membahas secara dalam mengenai risiko-risiko yang dapat terjadi selama hamil bayi kembar.
Tak lupa juga membahas tentang penyebab dan langkah-langkah pencegahannya.
Saat mengalami kehamilan bayi kembar, Moms harus memahami beberapa risiko yang mungkin timbul.
Meski banyak kehamilan bayi kembar berjalan dengan lancar, ada komplikasi potensial yang harus diwaspadai sebagai berikut:
Salah satu risiko utama adalah kelahiran prematur.
Bayi kembar lebih cenderung lahir sebelum usia kehamilan penuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada bayi.
Kehamilan bayi kembar juga dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat salah satu atau kedua bayi dalam rahim.
Ini dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan masalah kesehatan lainnya.
Moms yang mengalami kehamilan bayi kembar berisiko mengalami komplikasi kesehatan.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Peluang Hamil Bayi Kembar, Mulai Posisi Hubungan hingga Suplemen
Diantaranya seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, atau masalah plasenta.
Meski jarang, kehamilan ektopik dapat terjadi pada masa kehamilan bayi kembar.
Sebagai informasi, kehamilan ektopik adalah kondisi ketika telur yang dibuahi menempel di luar rahim.
Salah satu penyebab utama kehamilan bayi kembar adalah faktor genetik.
Jika Moms memiliki riwayat keluarga dengan kehamilan bayi kembar, maka kemungkinan mengalami kehamilan serupa akan lebih tinggi.
Hal ini berkaitan dengan pelepasan lebih dari satu telur saat ovulasi, yang dapat menghasilkan bayi kembar.
Usia Moms juga dapat memengaruhi peluang hamil bayi kembar.
Wanita yang berusia di atas 30 tahun cenderung lebih sering mengalami kehamilan bayi kembar.
Ini karena dalam usia yang lebih matang, tubuh ibu melepaskan lebih banyak hormon stimulasi folikel (FSH), yang dapat merangsang pelepasan lebih dari satu telur saat ovulasi.
Moms yang telah memiliki beberapa kehamilan sebelumnya juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan bayi kembar.
Proses ovulasi yang telah terjadi sebelumnya dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap pelepasan lebih dari satu telur dalam satu siklus.
Baca Juga: Biaya Program Hamil Bayi Kembar di Rumah Sakit, Ternyata Bisa Dilakukan dengan Metode Bayi Tabung?
Beberapa obat fertilitas yang digunakan dalam program bayi tabung dapat meningkatkan peluang kehamilan bayi kembar, Moms.
Obat-obatan ini dirancang untuk merangsang pelepasan telur, dan terkadang lebih dari satu telur dapat matang dan dibuahi.
Untuk mengurangi risiko-risiko tersebut, ada beberapa langkah yang dapat diambil selama kehamilan bayi kembar:
Penting untuk menjalani perawatan prenatal secara teratur dan mengikuti petunjuk dokter ya, Moms.
Cara ini akan membantu mendeteksi masalah sejak dini dan memungkinkan perawatan yang sesuai.
Memastikan asupan gizi yang seimbang sangat penting selama kehamilan bayi kembar, Moms.
Dokter dapat memberikan panduan tentang makanan yang sehat untuk mendukung pertumbuhan bayi yang sehat.
Moms yang saat ini sedang hamil bayi kembar juga perlu istirahat yang cukup untuk mengurangi risiko kehamilan prematur.
Pergi tidur lebih awal dan menghindari aktivitas fisik yang berat dapat membantu.
Ibu hamil bayi kembar harus memperhatikan tanda-tanda bahaya seperti perdarahan, sakit perut hebat, atau gejala lain yang tidak biasa dan segera konsultasikan dengan dokter. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Mengenal Posisi Hubungan Intim Ini Ampuh Memperbesar Peluang Hamil Anak Kembar
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR