Nakita.id - Membedong adalah praktik yang telah ada sejak zaman kuno dan masih umum digunakan di seluruh dunia untuk menggantungkan bayi pada tubuh orangtua atau perawatnya dengan kain atau selimut.
Praktik ini memiliki banyak manfaat, seperti membuat bayi merasa aman dan nyaman, serta memudahkan perawatan.
Namun, jika dilakukan dengan cara yang salah, membedong dapat menjadi berbahaya bagi bayi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bahaya salah membedong bayi, dampaknya, dan cara yang benar untuk melakukannya.
Salah satu bahaya terbesar adalah suffokasi, ketika bayi tidak dapat bernapas dengan baik karena kain atau selimut yang terlalu ketat menutupi hidung atau mulutnya.
Ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen dan bahkan kematian.
Membedong dengan kaki yang lurus dan terbuka dapat meningkatkan risiko dislokasi panggul pada bayi.
Posisi kaki yang benar adalah ditekuk dengan lembut di lutut dan pinggul agar bayi tetap dalam posisi "M" dengan punggung yang sedikit melengkung.
Jika pita atau kain yang digunakan terlalu ketat, hal ini dapat mengganggu sirkulasi darah pada bayi, yang dapat mengakibatkan kehilangan sirkulasi ke bagian tubuh tertentu dan merusak jaringan.
Membedong yang salah atau kain yang terlalu tebal dapat meningkatkan suhu tubuh bayi, yang merupakan faktor risiko untuk SIDS.
Bayi yang terlalu panas mungkin tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka dengan baik.
Baca Juga: Cara Pakai Bedong yang Aman dan Simple, Ini Dia Tipsnya
Selain bahaya fisik, salah membedong bayi juga dapat memiliki dampak buruk pada perkembangan fisik dan mental mereka.
Posisi yang tidak benar dapat menyebabkan perkembangan tulang panggul yang tidak normal, yang bisa berdampak seumur hidup.
Selain itu, membedong yang salah juga dapat menghambat perkembangan sosial bayi karena mereka tidak dapat melihat dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya dengan baik.
Ini dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan sosial mereka.
Agar membedong aman dan nyaman, berikut adalah beberapa panduan yang perlu diikuti:
Biasanya, membedong paling cocok dilakukan pada bayi yang masih sangat muda, antara usia baru lahir hingga sekitar empat bulan.
Setelah itu, bayi biasanya lebih aktif dan kurang suka dibedong.
Pilih kain atau selimut yang cukup besar dan cukup lembut untuk bayi Anda.
Pastikan tidak ada lubang atau celah di mana bayi dapat terjebak.
Letakkan bayi dalam posisi yang benar dengan punggungnya melengkung dan kaki ditekuk di lutut dan pinggulnya.
Pastikan tidak ada tekanan yang berlebihan di leher atau punggungnya.
Baca Juga: Sering Membedong Bayi? Simak Tips Ini Agar Tidak Membahayakan Si Kecil
Selalu pastikan bahwa membedong tidak terlalu ketat.
Anda harus dapat dengan mudah memasukkan dua jari di antara kain dan tubuh bayi.
Pastikan bayi tidak terlalu panas ketika dibedong.
Hindari penggunaan kain atau selimut yang terlalu tebal dan perhatikan tanda-tanda kelebihan panas seperti berkeringat berlebihan atau kulit merah.
Bayi juga perlu waktu untuk bebas bergerak dan merasakan dunia di sekitarnya.
Jangan membedong bayi terlalu lama.
Luangkan waktu untuk membiarkan mereka bermain dan menjelajahi lingkungan sekitar.
Membedong adalah praktik yang bermanfaat jika dilakukan dengan benar, tetapi juga memiliki potensi bahaya jika tidak diperhatikan.
Penting untuk memahami cara yang benar untuk membedong bayi Anda agar mereka merasa nyaman, aman, dan sehat.
Selalu perhatikan tanda-tanda kelebihan panas, tekanan yang berlebihan, atau sesak napas selama membedong.
Jika Anda memiliki keraguan atau pertanyaan, konsultasikan dengan ahli kesehatan anak atau konsultan laktasi yang berpengalaman untuk mendapatkan panduan lebih lanjut.
Dengan pengetahuan dan praktik yang benar, membedong dapat menjadi cara yang aman dan nyaman untuk merawat bayi Anda.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR