Tabloid-Nakita.com - Mengompol pada anak usia prasekolah sebetulnya merupakan hal yang biasa terjadi. “Pada usia 5 tahun, kurang lebih 16% anak masih ngompol, setidaknya sebulan sekali,” ujar Istiana Tadjudin, SPsi, MPsi, Dosen Prodi Psikologi Universitas Hasanuddin. Apa sebenarnya penyebab anak masih ngompol?
Baca: Ngompol yang Tidak Wajar, Ini Tandanya!
Mengompol pada dasarnya disebabkan oleh proses kematangan sistem saraf yang mengontrol buang air kecil pada anak. Pada anak prasekolah yang mengompol, kejadian mengompol tersebut sebenarnya merupakan kejadian wajar, meskipun bagi anak peristiwa ini sangat tidak menyenangkan. Dan, sikap orangtua ternyata juga jadi penyebab anak masih ngompol.
“Salah satu hal psikologis yang kerap memperparah perilaku mengompol justru datang dari orangtua, yakni ketika orangtua seringkali menyalahkan anak karena mengompol,” papar Istiana.
Baca: Anak Mengompol, Ini Penyebab dan Pencegahannya
Orangtua model begini malah akan membuat anak merasa malu pada dirinya dan merasa bersalah. Istiana yakin, sebetulnya anak sudah tahu dan bisa merasakan akan kencing, tetapi kadang ia tak segera bicara pada orangtua atau pengasuhnya, sehingga keburu bocor dan mengompol.
“Ada beberapa hal yang menjadi penyebab anak masih ngompol. Pertama, respons orangtua atau pengasuh yang lambat ketika anak sudah melapor ingin kencing, sehingga membuat anak ogah untuk segera melapor karena merasa diabaikan. Misalnya ketika ibu sedang bekerja dan tiba-tiba anak ingin kencing, lalu ibu mengeluh dan memarahi anak yang pengin kencing. Hal ini membuat anak berpikir bahwa ketika orangtua atau pengasuh saya tahu bahwa saya ingin kencing maka saya dimarahi,” jelas Istiana.
Baca: Solusi Si Prasekolah yang Masih Ngompol
Kedua, kebiasaan anak untuk menahan kencing ketika asyik bermain atau menonton televisi. Namanya juga anak, kalau sudah main atau asyik melakukan sesuatu, ia bisa lupa hal lainnya. Sangat mungkin anak lupa atau malah tak begitu menanggapi keinginan dirinya sendiri untuk kencing. Ia memilih menahan kencing dan melanjutkan permainannya.
Ketiga, seringnya orangtua atau pengasuh memarahi anak ketika ketahuan mengompol. Toilet training yang terlalu keras justru membuat anak merasa “takut kotor.” Anak lebih mudah cemas karena khawatir dimarahi oleh orangtua saat ia mengompol.
Baca: Manjurkah Hipnoterapi untuk Mengatasi Anak Ngompol?
Nah, baru sadar kan, kalau penyebab anak masih ngompol ternyata bisa datang dari kita sendiri?
(Anindita Subawa)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR