Nakita.id - Setiap tahunnya, tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia.
Dengan adanya peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia ini diharapkan para pasangan sadar akan pentingnya penggunaan kontrasepsi dalam merencanakan kehamilan.
Namun sebelum mengenal beberapa kontrasepsi, para pasangan juga harus sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Bahkan, edukasi terkait kesehatan reproduksi ini sudah bisa didapatkan sejak masa kanak-kanak.
Hal ini tertuang dalam UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023, Moms dan Dads.
Pasal 54 menyatakan, "Upaya Kesehatan reproduksi ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan."
Selanjutnya, "Upaya Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan; b. pengaturan kehamilan, pelayanan kontrasepsi, dan Kesehatan seksual; dan c. kesehatan sistem reproduksi."
Pasal 50 lebih menekankan pada kesehatan pada remaja, termasuk dalam hal kesehatan reproduksinya.
"Jadi, kalau ditanya pentingkah kesehatan reproduksi dikenal kepada anak remaja, ini tentu sangat penting.
Karena, dengan mengenal informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar, mendapatkan informasi yang baik dan benar, tentu anak remaja dapat menjaga serta memelihara reproduksinya, juga mengetahui bagaimana proses reproduksi itu bisa dilakukan bagi tubuh kita," ungkap Rini Handayani selaku Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Senin (25/9/2023).
Maka dari itulah, jangan sampai Moms dan Dads lewatkan pemberian edukasi penting tentang kesehatan reproduksi kepada buah hati yang telah beranjak remaja.
Baca Juga: Dads Harus Tahu, Begini Cara Membedakan Sperma Subur dan Tidak Subur
Rini menegaskan, edukasi mengenai kesehatan reproduksi itu harus diberikan kepada anak sedini mungkin.
"Karena, anak-anak sekarang itu kalau kita lihat periodisasi usia anak bahwa tubuh anak, globalisasi, juga pengaruh dari berbagai macam hal itu reproduksi setiap anak berbeda-beda," ungkapnya.
Di usia PAUD, orangtua bisa mulai mengajarkan anaknya terkait bagian tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang dewasa lain, selain orangtuanya.
Kemudian, bagaimana cara mencuci atau bahkan membersihkan bagian intim setelah buang air kecil dengan benar.
"Itu harus dijelaskan dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti (sesuai tingkatan usia anak)," tegas Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA ini.
"Nah, berbeda dengan anak-anak pada tingkatan usia yang sudah mulai menstruasi kemudian juga sudah mengalami berbagai macam pertumbuhan dari sisi bodinya ya. Ini tentu berbeda cara mengenalkan kesehatan reproduksinya," lanjutnya menjelaskan.
Misalnya, di usia 10-13 tahun atau usia 15-25 tahun.
Rini menyampaikan, tujuan dikenalkannya kesehatan reproduksi ini adalah untuk mencegah berbagai macam bentuk kekerasan termasuk kekerasan seksual.
Kemudian juga, agar anak baik perempuan maupun laki-laki dapat bertanggung jawab untuk menjaga sekaligus memelihara alat reproduksinya dengan baik.
Sehingga, dapat mencegah risiko perkawinan anak serta kehamilan di usia anak yang tidak diinginkan.
Baca Juga: 7 Manfaat Luar Biasa Jus Pinang Muda untuk Wanita, dari Kecantikan Kulit hingga Kesehatan Reproduksi
Rini mengatakan bahwa ada perbedaan dalam pemberian edukasi kesehatan reproduksi, baik itu sesuai tahapan usia maupun jenis kelamin anak tersebut.
"Untuk anak laki-laki, tentu (pemberian edukasi) dilakukan oleh ayahnya. Jadi, peran ayah sangatlah penting untuk memberikan edukasi kesehatan reproduksi kepada anak laki-laki," ujar Rini.
"Dari ibu juga memiliki peran penting untuk mengedukasi kesehatan reproduksi kepada anak perempuan," lanjutnya.
Tak sampai di situ. Rini juga menegaskan para orangtua untuk tidak memberikan penjelasan dengan kata-kata 'bersayap'.
"Misalnya, kalau menjelaskan tentang alat reproduksi ya langsung saja disebut. Baik itu vagina ataupun penis," katanya.
"Jangan ada kata-kata 'bersayap'-nya," katanya lagi dengan tegas.
Terlebih, jika remaja telah mengalami berbagai perubahan drastis pada tubuhnya.
Misalnya, payudara yang semakin membesar dan mulai menstruasi pada anak perempuan.
Atau, suara yang semakin berat dan sering mengalami mimpi basah pada anak laki-laki.
Kemudian, lanjutnya, orangtua juga harus mendengarkan apa yang diperoleh atau didapat anak dari lingkungan teman-teman pergaulannya.
"Itu harus kita dengarkan, kemudian kita berikan penjelasan sesuai dengan kebutuhan anak," pesan Rini.
Baca Juga: Terungkap! Manfaat Ajaib Makan Daun Kemangi untuk Wanita yang Harus Moms Ketahui
Rini bahkan menyarankan, untuk memberikan edukasi dalam bentuk gambar ataupun video kepada anak untuk mempermudah penjelasan.
Menurutnya, apabila pemberian edukasi kesehatan reproduksi diberikan secara verbal saja, anak akan tampak seperti mengawang-awang dan tidak dapat tergambarkan dengan baik.
"Jadi, harus ada gambar atau video yang secara nyata bisa dilihat oleh anak-anak. Harus lebih jelas dan terang untuk menjelaskan kepada anak-anak kita," katanya berpesan.
Tak lupa juga. Rini mengingatkan orangtua untuk memberikan edukasi terkait dampak buruk apabila kesehatan reproduksi tidak dijaga dengan baik kepada anak.
"Akan banyak terjadi gangguan kesehatan akibat tidak dijaga kebersihannya," sebutnya.
"Kemudian kalau tidak dijaga juga pergaulannya, ini bisa berdampak lebih serius kepada anak-anak kita. Tidak hanya remaja perempuan, tapi juga remaja laki-laki," katanya menjelaskan.
Sebagai orangtua, jangan sampai Moms dan Dads tidak memberikan edukasi kesehatan reproduksi pada remaja sedini mungkin.
Selain untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, pemberian edukasi kesehatan reproduksi ini dapat membuat remaja semakin mengenal diri dan sadar untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Semoga artikel diatas bermanfaat ya, Moms dan Dads.
Baca Juga: Wah! Pasangan Suami Istri yang Program Hamil Wajib Tahu, Apa Saja Jenis Tes Kesuburan Wanita
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR