Nakita.id - Tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia.
Melalui peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia ini, pasangan diingatkan kembali untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat dalam merencanakan keluarga yang sehat.
Namun sebelum mengetahui manakah kontrasepsi yang tepat, pasangan perlu sadar akan kesehatan reproduksinya masing-masing.
Pasalnya, pernikahan bukan hanya mempersatukan dua hati yang memiliki perasaan dan tujuan hidup yang sama.
Tapi juga, menghasilkan keturunan yang sehat sehingga dapat berkontribusi untuk negara.
Bahkan, Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) menegaskan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi para calon pengantin (catin).
Berikut ini penjelasannya.
Menurut dr. Hasto, pemeriksaan kesehatan reproduksi sebelum menikah itu penting dilakukan.
"Karena, kejadian perempuan menikah tetapi tidak siap untuk hamil itu cukup besar," katanya dalam acara IG Live Referenata: Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi untuk Calon Pengantin pada Senin (25/9/2023).
Kepala BKKBN ini merujuk pada data perempuan Indonesia yang alami anemia di beberapa daerah, dimana sebagian besar mencapai lebih dari 20%.
Lebih lanjut, sebagian besar perempuan Indonesia yang akan menikah atau hamil ternyata masih kurang asupan kalori dan protein.
"Perempuan yang mau menikah itu juga masih diatas 20 persen setahun di beberapa daerah di Indonesia. Sedangkan, mereka yang setelah menikah dan mau hamil ini mencapai 80 persen setahun," ungkap dr. Hasto.
"Ini cukup berkontribusi besar terhadap kejadian stunting. Baik pada bayi, baduta, pun balita," ujar dr. Hasto.
Maka dari itulah, dr. Hasto sangat menekankan pada para catin untuk mengetahu status kesehatan reproduksinya sebelum menikah.
Hal ini bertujuan untuk mencegah nasib keturunannya setelah lahir, sehingga bisa tumbuh sehat dan optimal sesuai yang diharapkan.
Sebagai informasi, untuk pemeriksaan kesehatan reproduksi bisa dilakukan di bidan, puskesmas, ataupun klinik terdekat.
Biasanya, pemeriksaan darah (Hb/hemoglobin) yang umum dilakukan pada catin perempuan.
Kemudian, untuk biaya pemeriksaan darah ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kebijakan masing-masing pemerintah daerah.
Namun apabila tidak ditanggung BPJS, dr. Hasto menekankan bahwa biaya pemeriksaan darah tidak terlalu mahal.
"Perlu saya tekankan di sini, periksa Hb itu kan murah sekali.
Tidak sampai yang mahal-mahal banget di kisaran Rp 30.000 - Rp 50.000," sebutnya.
Baca Juga: Pentingnya Mengenal Kesehatan Reproduksi Sejak Remaja, Kapan Mulai Dikenalkan?
"Biasanya sih, periksa Hb itu tarifnya di kisaran Rp 5.000 - Rp 10.000," lanjutnya menyebutkan.
Sayangnya, lanjut dr. Hasto, sampai sekarang masih banyak para catin yang mementingkan konsep prewedding.
"Prewedding dengan berbagai macam gaya, mempertimbangkan bagaimana cara menghabiskan puluhan juta bahkan ratusan juta, foto sana dan sini.
Akan tetapi, menyisihkan uang yang hanya sedikit untuk periksa Hb tidak dilakukan.
Ini kan sayang," tutur dr. Hasto.
Maka dari itu, para catin sangat diharapkan untuk tidak lupa melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi. Termasuk, pemeriksaan darah.
Hal ini bertujuan untuk mencegah melahirkan keturunan yang kurang sehat dan optimal.
Untuk pemeriksaan darah saat ini bisa dilakukan dengan mudah.
Para catin bisa mengakses di bidan, puskesmas, ataupun klinik terdekat.
Biayanya pun sangat terjangkau, sehingga bisa dilakukan oleh banyak catin dari berbagai kalangan.
Semoga artikel diatas bermanfaat ya, Moms dan Dads.
Baca Juga: Dads Harus Tahu, Begini Cara Membedakan Sperma Subur dan Tidak Subur
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR