Saat ini pun, Kementerian Kesehatan RI juga tengah mengembangkan sistem peringatan dini bagi masyarakat yang terintegrasi dengan Aplikasi SatuSehat agar masyarakat dapat lebih waspada mengenai kondisi polusi udara di sekitar mereka.”
Laporan ini merupakan studi terbatas, dengan menggabungkan informasi yang dihimpun Nafas terkait persebaran lokasi sensor di 73 kecamatan di Jabodetabek dan informasi yang dihimpun Halodoc pada Juni-Agustus 2023.
Laporan terkait dampak PM2.5 terhadap kondisi kesehatan ini disusun dengan metode statistik deskriptif analisis. Metode ini mengkaji hubungan antara keterkaitan tingkat polusi PM2.5 dengan jumlah telekonsultasi terkait kasus penyakit pernapasan yang terjadi melalui aplikasi Halodoc di wilayah Jabodetabek.
Studi ini dilakukan dengan pemilihan waktu berdasarkan bulan dengan kejadian polusi tinggi.
Pada tahun 2023, peningkatan tren polusi terlihat dari awal Juni hingga Agustus, yang kemudian dipilih menjadi rentang waktu kajian untuk laporan ini.
Adapun keluhan penyakit pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk namun tidak terbatas pada kondisi kesehatan pengguna Halodoc.
Informasi yang disediakan dalam studi ini hanya digunakan untuk tujuan edukasi dan wawasan tambahan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hasil laporan dari Nafas dan Halodoc terkait kondisi polusi udara ini, masyarakat dapat mengunduh laporan tersebut di bit.ly/StudiNafasHalodoc.
Baca Juga: Benarkah Menyusui Bayi dapat Melindungi Bayi dari Paparan Polusi Udara? Ini Penjelasannya
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR