Jika Anda mencurigai bayi Anda menderita alergi telur, segera konsultasikan dengan dokter anak atau ahli alergi.
Diagnosa yang tepat sangat penting untuk menentukan ciri-ciri alergi dan tingkat keparahan.
Pengelolaan alergi telur pada bayi melibatkan beberapa langkah:
Dokter akan melakukan pemeriksaan alergi, termasuk tes kulit dan tes darah, untuk mengkonfirmasi alergi telur.
Tes ini membantu mengidentifikasi protein spesifik dalam telur yang menyebabkan reaksi alergi.
Jika alergi telur terkonfirmasi, bayi akan diharuskan untuk menghindari semua produk yang mengandung telur.
Ini termasuk memeriksa label makanan dengan cermat untuk mencegah paparan tak sengaja.
Jika bayi Anda memiliki riwayat reaksi alergi yang parah, dokter mungkin akan memberikan resep untuk epinefrin (adrenalin) yang dapat digunakan dalam situasi darurat.
Anda harus tahu cara menggunakannya dan selalu membawanya dengan Anda.
Dalam beberapa kasus, bayi mungkin perlu mendapatkan pengobatan medis atau pendampingan dari seorang ahli alergi.
Ini penting terutama jika reaksi alergi berpotensi mengancam nyawa.
Baca Juga: Resep MPASI Telur untuk Anak 1 Tahun, Lezat Bikin Si Kecil Anti GTM
Karena alergi makanan dapat memengaruhi pertumbuhan bayi, penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi secara berkala bersama dengan dokter anak.
Orang tua dan anggota keluarga lainnya perlu diberi edukasi tentang pengenalan gejala alergi dan tindakan darurat yang perlu diambil jika reaksi terjadi.
Alergi telur adalah masalah umum pada bayi.
Ciri-ciri alergi telur dapat bervariasi, tetapi gejala kulit, masalah pencernaan, masalah pernapasan, dan reaksi anafilaksis adalah yang paling umum terjadi.
Jika Anda mencurigai bayi Anda menderita alergi telur, segera konsultasikan dengan dokter anak atau ahli alergi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengelolaan yang sesuai.
Dengan diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang baik, banyak bayi dengan alergi telur dapat hidup dengan aman dan sehat.
Baca Juga: Resep MPASI Telur Puyuh: Sup Jagung dan Telur Puyuh Tinggi Protein
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR