Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
Pertumbuhan yang buruk selama masa kanak-kanak bisa mengganggu pengaturan hormon dan metabolisme tubuh, yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit ini.
Stunting juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak-anak.
Anak-anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap infeksi, seperti diare dan penyakit pernapasan.
Ini dapat mengakibatkan penyakit yang sering dan lebih parah, yang selanjutnya dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Dampak stunting tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental dan emosional.
Anak-anak yang merasa tidak nyaman dengan penampilan fisik mereka yang berbeda dari teman-teman sebayanya dapat mengalami masalah emosional, seperti rendah diri dan kecemasan sosial.
Stunting juga dapat berdampak pada produktivitas di kemudian hari.
Anak-anak yang mengalami stunting memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam pendidikan dan karier.
Hal ini dapat mengurangi produktivitas dan kontribusi mereka pada masyarakat.
Stunting seringkali terjadi pada anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang miskin dan memiliki akses terbatas ke gizi yang baik.
Baca Juga: Masih Banyak yang Salah Paham, Ini Perbedaan Anak Pendek Stunting dan Pendek Genetik
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR