Ketekunan, penjelajahan dan ikhtiar Syekh Yusuf dalam menuntut ilmu patut untuk diteladani.
Syekh Yusuf belajar Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.
Saat Kesultanan Gowa kalah perang dari Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten.
Pada periode ini, Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.
Pada September 1684 M, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilanka.
Di negeri itu, Syekh Yusuf tetap berdakwah, sehingga memiliki murid ratusan yang berasal dari India Selatan.
Salah satu ulama besar India, yang merupakan santrinya adalah Syekh Ibrahim bin Mi’an.
Syekh Yusuf kemudian diasingkan lebih jauh lagi, yakni ke Afrika Selatan.
Dia masih berdakwah dan mendapatkan banyak pengikut.
Saat beliau wafat tanggal 23 Mei 1699 M, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan.
Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.
Baca Juga: Rangkuman PAI Kelas XI Antara Khutbah dan Dakwah, Apa Bedanya Ya?
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR