Upaya penerapan PHBS berikutnya adalah, mengelola sampah dengan baik agar di lingkungan sekitar tidak bertumpuk banyak sampah.
Mulai dari memastikan jenis sampah seperti apa yang dibuang, hingga saluran pembuangan sampah yang harus dipastikan tetap tertutup.
“Biasanya, masyarakat sudah berkolaborasi ya setiap hari. (Sampah) ditaruh di mananya, terus kapan setiap minggunya untuk dikoleksi,” terang Prof. Hardin yang adalah Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Di daerah perkotaan umumnya ada konsensus ya, sampah dibawa oleh truk ke mana.
Kalau di daerah pedesaan, (sampah) bisa juga dijadikan pupuk kompos untuk berbagai tanaman,” ungkapnya.
Berdasarkan pemaparan Prof. Hardin, sampah yang dikumpulkan dan dijadikan pupuk kompos ini awalnya dipisah terlebih dahulu antara yang organik serta tidak organik.
Kemudian, sampah tersebut dilakukan pengomposan dan dibuat jadi pupuk kompos.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pupuk kompos ini bisa digunakan untuk berbagai tanaman.
Hal terpenting dalam penerapan PHBS dalam keluarga adalah, cara menggunakan air bersih secara bijak untuk kehidupan sehari-hari.
"Untuk mandi, mencuci, pergi ke toilet. Ada juga yang untuk diminum, mengolah makanan, bahkan untuk menjaga kebersihan, dan sebagainya," sebut Prof. Hardin.
Baca Juga: Selama Pandemi, Tanamkan Perilaku Bersih dan Sehat pada Anak
Dua Resep Spesial ala Anchor yang Wajib Dicoba, Meracik Keajaiban Momen Liburan Bersama Keluarga
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR