"Meski banyak perkembangannya yang sudah luar biasa, tetapi harus menjamin bahwa ASI itu diberikan dengan penuh perhatian dari orangtua," kata Dr. Ade menegaskan.
Meski begitu, lanjutnya, apabila ibu sakit dan tidak bisa menyusui, berikanlah ASI perah tapi dibarengi dengan memberikan perhatian yang penuh.
"Dengan secure attachment, dengan full attachment.
Bayi mendapatkan pelukan yang hangat, dekapan, mendapatkan kenyamanan berada dalam pelukan ibu, mendapatkan perhatian dari ibu, perlindung," ujar Dr. Ade yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Psikologi juga Dekan Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan di Sampoerna University.
"Itu sebenarnya cara yang terbaik untuk memberikan ASI eksklusif ya," sambungnya.
Meski ibu sedang memiliki kondisi kesehatan tertentu, dirinya menekankan untuk tetap memberikan ASI dan upayakan ada pendekatan emosional antara ibu dengan bayinya.
Moms harus tahu, selama enam bulan pertama setelah lahir, bayi harus mendapat ASI eksklusif dari ibunya.
"ASI eksklusif itu memang yang terbaik, karena ASI harusnya menjadi satu-satunya nutrisi bagi bayi usia nol sampai dua tahun," sebut Dr. Ade.
"Akan tetapi, sebenarnya yang harus dibicarakan dulu adalah kasih ASI-nya bagaimana dan seperti apa.
Ada ibu yang dia menyusui tapi tidak ada attachment, tidak ada kontak emosi, sambil main HP," terangnya.
Baca Juga: Jalani Diet Ketat, Bayi Kerajaan Inggris Tak Diberi ASI Ibunya, Benarkah?
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR