"Jadi, itu (menyusui) percuma dan enggak ada gunanya juga," ujar Dr. Ade.
Dirinya menekankan, yang disebut dengan ASI eksklusif dapat memberikan dampak positif pada psikologis seorang bayi adalah ketika ibu memberikannya dengan penuh perasaan.
"Dengan menatap mata anak, membelainya, menggendongnya dengan erat, tidak memegang HP, berbicara dengan penuh kasih sayang.
Nah, itu baru ada manfaatnya," tegasnya.
Namun, Dr. Ade juga menyampaikan bahwa ASI eksklusif juga bisa diberikan secara tidak langsung apabila ibu sudah mulai bekerja kembali.
"Misalnya, ASI itu diberikan sebagai ASI perah dengan bantuan alat.
Itu juga ASI eksklusif, tetapi tentu akan berbeda kalau diberikan oleh ibu dengan penuh kasih sayang," terangnya.
Menurut Dr. Ade, kekurangan gizi bisa terjadi yang disebabkan oleh orang yang tidak peduli dengan pola makan yang tepat.
"Orang mungkin tidak peduli pada cara dia makan dan makanan yang dia konsumsi sebenarnya berguna bagi tubuh atau tidak," ungkapnya.
Namun, dirinya sangat menekankan untuk tidak melihat kasus kekurangan gizi pada anak saja. Pada ibu pun perlu dilihat apakah ibu mengalami kekurangan gizi atau tidak.
"Kita bisa melihat juga kadang-kadang, bahwa yang terjadi itu sebenarnya ibunya memang tidak memiliki pola makan yang sehat. Jadi, ibunya juga tidak memahami (secara baik)," ungkap Dr. Ade.
Baca Juga: Tak Selalu Aman, Donor ASI untuk Si Kecil Memiliki Banyak Risiko
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR