Nakita.id - Kenali bahaya stunting saat anak dewasa, ini yang perlu Moms perhatikan.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi ketika anak mengalami pertumbuhan yang tidak mencukupi untuk usianya.
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap stunting pada anak telah meningkat.
Banyak negara dan organisasi berusaha mengatasi masalah ini melalui program-program gizi dan pendidikan.
Namun, seringkali kita tidak sepenuhnya menyadari bahaya stunting saat anak dewasa.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah bahaya stunting saat anak dewasa.
Yuk simak!
1. Masalah Kesehatan
Stunting pada masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan kronis pada masa dewasa.
Sebut saja penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki lemak tubuh yang lebih tinggi dan kadar gula darah yang lebih tinggi.
Baca Juga: Benarkah Gula Bisa Menjadi Pemicu Terjadinya Stunting? Ini Faktanya
Kondisi tersebut merupakan faktor risiko utama untuk masalah-masalah tersebut.
2. Rendahnya Produktivitas dan Kualitas Hidup
Orang dewasa yang mengalami stunting pada masa kanak-kanak cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah.
Baik itu di tempat kerja dan kualitas hidup yang lebih buruk secara keseluruhan.
Mereka mungkin memiliki kesulitan dalam mengejar karier yang sukses dan meraih pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan keluarga.
3. Pendidikan Terbatas
Stunting dapat memengaruhi perkembangan otak dan kognitif anak, yang pada gilirannya dapat membatasi kemampuan mereka untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi.
Anak yang mengalami stunting mungkin memiliki kesulitan belajar dan mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
4. Kesehatan Reproduksi yang Buruk
Stunting pada masa kanak-kanak dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi anak saat dewasa.
Anak perempuan yang mengalami stunting mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi saat hamil dan melahirkan.
Baca Juga: Makanan Pemicu Stunting Anak, Apa Saja yang Harus Dihindari?
Sementara anak laki-laki yang mengalami stunting mungkin mengalami penurunan kualitas sperma.
5. Kemiskinan dan Pengangguran
Anak yang mengalami stunting cenderung menghadapi risiko kemiskinan yang lebih tinggi saat dewasa.
Keterbatasan pendidikan dan produktivitas dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencari pekerjaan yang layak.
Kondisi stunting saat dewasa mungkin lebih rentan terhadap pengangguran atau pekerjaan dengan bayaran rendah.
6. Kurangnya Daya Tahan Terhadap Penyakit
Stunting dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit pada masa dewasa.
Mereka mungkin memerlukan perawatan medis yang lebih sering dan memiliki tingkat kesehatan yang buruk secara keseluruhan.
7. Kesulitan Menjadi Pemimpin Keluarga
Anak yang mengalami stunting mungkin memiliki kesulitan untuk menjadi kepala keluarga yang sehat dan produktif.
Hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan keluarga mereka secara keseluruhan, termasuk kesehatan dan pendidikan anak-anak mereka.
Baca Juga: Pentingnya Penyuluhan Stunting dan Berbagai Upaya yang Bisa Dilakukan
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR