Tabloid-Nakita.com - Ketika si kecil semakin besar dan mulai mengerti banyak hal, kini membujuknya disuntik tidaklah semudah saat ia bayi. Saat anak bayi, ia masih pasrah saja ketika disuntik, tanpa perlawanan. Jika sakit, reaksinya paling menangis sesaat setelah disuntik.
Berbeda dengan anak prasekolah, sebelum disuntik pun ia sudah bereaksi macam-macam, mulai dari ketakutan, menangis, hingga marah-marah. Bahkan anak bisa menolak dan enggan disuntik. Kalaupun berhasil disuntik, anak menangis dan kadang hal itu bisa menjadi pengalaman anak yang tidak menyenangkan. Walhasil, pada kesempatan berikutnya ketika tahu akan disuntik, anak langsung melawan dan semakin sulit dibujuk.
Itulah sebabnya, agar anak tidak takut disuntik, kebanyakan ruangan dokter anak dibuat sehangat mungkin dengan memasang wallpaper berwarna ceria, lengkap dengan gambar-gambar lucu, dan banyak mainan. Suasana menyenangkan seperti ini bertujuan "menenangkan" hati anak bahwa pergi ke dokter tidaklah seseram yang dibayangkan.
Jika suasana sudah berhasil membangun mood anak, langkah berikutnya adalah hal-hal berikut agar anak tidak takut disuntik:
1. Jangan berbohong pada anak bahwa disuntik itu tidak sakit. Katakan ini pada anak, “Sekarang disuntik dulu, sakit sedikit, Kak.” Lebih lanjut, coba jelaskan alasan sederhana mengapa ia harus disuntik. Ucapkan demikian, “Kakak disuntik supaya sehat, enggak sering sakit, jadinya kuat seperti Superman!”
2. Alihkan perhatian anak saat akan disuntik. Bisa dengan mengajaknya ngobrol hal-hal yang disukainya atau bernyanyi bersama, atau memainkan mainan yang ada.
3. Pelukan Papa atau Mama tentu tidak menghilangkan rasa sakitnya. Katakan saja dengan jujur bahwa disuntik itu sakit, tapi ia bisa mengurangi rasa takutnya dengan memeluk Papa atau Mama.
4. Beri hadiah kecil sebelum disuntik, dan katakan hadiah itu baru boleh dibuka setelah ia selesai disuntik. Hadiahnya tak usah mahal-mahal, bisa berupa pensil berwarna, stiker tokoh kartun favorit atau cemilan kesukaannya.
5. Kerjasama dengan dokter atau perawat yang akan menyuntik si kecil. Biasanya, dokter anak dan dokter keluarga beserta perawat tahu bagaimana membujuk anak agar mau disuntik, serta menjaga pergerakan anak agar tak terlalu meronta-ronta (misalnya, meminta kita menahan lutut anak). Dokter atau perawat yang ramah dan pandai membujuk anak biasanya akan lebih mudah memberi suntikan pada anak pula.
Di luar kelima tip di atas, salah satu hal yang perlu ditekankan agar anak tidak takut disuntik, yaitu jangan pernah menakut-nakuti anak dengan ancaman "disuntik" saat ia melanggar aturan di rumah, seperti,”Kalau Kakak nggak habiskan makanannya nanti disuntik Bu Dokter lho!”
Kalimat demikian malah mendukung ketakutan dan kekhawatiran anak pada dokter, perawat, klinik/puskesmas/rumah sakit. Anak malah lebih sulit dibujuk karena sudah punya pemikiran bahwa "jika ia nggak makan, maka akan disuntik" yang berujung pada rasa takut terhadap suntikan dan siapapun yang menyuntiknya.
Maka kita sebagai orangtua perlu mengondisikan anak agar lebih familiar dengan dokter, perawat, juga klinik/puskesmas/rumah sakit. Tentu kita tidak berharap anak sering-sering ke dokter ya, kecuali untuk imunisasi! Namun, pengenalan terhadap profesi tenaga kesehatan juga menjadi bagian penting dalam membangun pengalaman positif anak. Hal ini tampak kecil/remeh, tetapi justru pengalaman seperti ini yang akan membentuk image positif tentang profesi tenaga kesehatan hingga anak dewasa kelak.
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR