Nakita.id - Stunting adalah kondisi yang terjadi sejak usia bayi akibat kurangnya asupan gizi yang memadai di masa pertumbuhannya.
Selain perawakan yang pendek, stunting juga erat kaitannya dengan sejumlah penyakit kronis yang dapat berdampak pada kesehatan hingga usia dewasa.
Apa saja penyakit kronis yang disebabkan oleh stunting itu sendiri?
Sebagai orangtua, Moms wajib tahu sedari dini agar bisa mencegah beberapa penyakit kronis berikut ini.
Tanpa berlama-lama, yuk cari tahu selengkapnya di sini!
Moms harus tahu, stunting telah lama dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan hipertensi pada masa dewasa.
Pasalnya, keterbatasan nutrisi selama masa pertumbuhan dapat memengaruhi struktur dan fungsi jantung.
Alhasil, anak dapat meningkatkan kemungkinan masalah kardiovaskular di kemudian hari.
Oleh karena itu, investasi dalam gizi pada anak menjadi kunci untuk mengurangi beban penyakit jantung di masa depan.
Moms juga harus tahu, anak yang mengalami stunting juga memiliki kecenderungan mengalami gangguan metabolisme.
Sehingga, pada kedepannya, dapat meningkatkan risiko perkembangan diabetes tipe 2 pada masa dewasa.
Baca Juga: Tak Selalu Stunting, Ini Perbedaan Anak Stunting dan Pendek Genetik
Pasalnya, nutrisi yang kurang selama pertumbuhan sejak usia bayi dapat mengubah respon tubuh terhadap insulin.
Insulin sendiri adalah hormon yang mengatur kadar gula darah dalam tubuh seseorang, Moms.
Dengan demikian, stunting tidak hanya menentukan tinggi badan, tapi juga merintangi keseimbangan metabolik yang penting.
Percaya atau tidak? Stunting ternyata juga dapat meningkatkan risiko kanker, Moms.
Hal ini telah ditunjukkan dalam banyak penelitian bahwa stunting dapat berperan dalam peningkatan risiko kanker.
Keterbatasan nutrisi selama masa pertumbuhan dapat memengaruhi kestabilan gen dan sistem kekebalan tubuh.
Sehingga, meningkatkan sistem kekebalan tubuh rentan terhadap perkembangan sel kanker.
Itu tadi beberapa penyakit kronis yang disebabkan oleh stunting ya, Moms.
Oleh karena itu, Moms perlu mengatasi stunting pada anak sedini mungkin.
Sebab, mengatasi stunting bukan hanya untuk mencegah keterlambatan pertumbuhan.
Namun juga untuk mengurangi risiko penyakit yang sulit disembuhkan ini.
Baca Juga: Bisakah Anak Stunting Tumbuh dengan Cerdas? Ini Cara Menstimulasinya dengan Tepat
Upaya pencegahan yang pertama tentunya dimulai dengan deteksi dini, Moms.
Pasalnya, pemeriksaan kesehatan berkala dan pemantauan pertumbuhan anak adalah kunci untuk mengidentifikasi stunting sejak dini.
Moms bisa melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala secara berkala.
Apabila anak terdeteksi mengalami stunting, Moms bisa langsung segera mengambil tindakan selanjutnya.
Moms harus ingat, asupan gizi yang baik adalah kunci dalam penanganan stunting.
Anak yang mengalami stunting memerlukan diet yang kaya akan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Ini mencakup asupan yang cukup dari protein, vitamin, mineral, dan karbohidrat.
Selain itu, program pemberian makanan tambahan (PMT) atau suplementasi nutrisi dapat direkomendasikan oleh tenaga kesehatan jika anak memang terdeteksi stunting.
Pendidikan gizi juga penting untuk membantu Moms sebagai orangtua memahami pentingnya memberikan makanan seimbang kepada anak.
Ini melibatkan informasi tentang makanan yang sehat, cara memasak makanan yang bergizi, dan pentingnya menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan.
Anak yang mengalami stunting memerlukan perawatan kesehatan yang teratur, Moms.
Baca Juga: 4 Pengaruh Stunting pada Remaja yang Wajib Orangtua Waspadai
Ini termasuk pemeriksaan kesehatan berkala, vaksinasi yang tepat, dan pengobatan jika diperlukan.
Perawatan kesehatan yang baik membantu mencegah penyakit yang dapat memengaruhi pertumbuhan anak.
Lingkungan yang sehat juga penting dalam penanganan stunting, Moms.
Hal ini mencakup akses ke air bersih, sanitasi yang baik, dan lingkungan yang bebas dari kontaminasi.
Selain itu, Moms juga dapat mengajarkan keluarga tentang pentingnya kebersihan dan perilaku hidup bersih.
Stunting tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga bisa berdampak pada perkembangan kognitif dan sosial-emosional anak itu sendiri, Moms.
Intervensi psikososial dapat membantu anak yang mengalami stunting dalam pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kognitifnya.
Penanganan stunting yang efektif seringkali memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan beragam sektor.
Mulai dari pemerintah, lembaga kesehatan, keluarga, dan komunitas.
Semua sektor harus bekerja sama untuk menyediakan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.
Moms bisa cek kembali halaman 1 untuk mencari tahu apa saja penyakit kronis yang disebabkan oleh stunting.
Baca Juga: Jika Dibiarkan Saja, Ini Bahaya Anak Stunting yang Tidak Diberi Penanganan Oleh Orang Tuanya
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR