Nakita.id - Benarkah perubahan iklim berisiko timbulkan stunting pada anak?
Perubahan iklim memang menjadi isu global yang semakin mendesak untuk dibahas.
Bahkan, sudah banyak penelitian yang membahas kaitan perubahan iklim terhadap kesehatan manusia. Termasuk stunting.
Ya! Perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang dianggap berisiko tingkatkan stunting.
Pasalnya, perubahan iklim mampu memengaruhi ketersediaan pangan di suatu negara. Termasuk, Indonesia.
Mulai dari pola cuaca yang tidak stabil, kekeringan, hingga banjir yang dapat menghambat produksi pangan, sehingga makanan yang banyak dibutuhkan masyarakat menjadi langka.
Apalagi, anak yang tinggal di daerah rentan terhadap perubahan iklim kemungkinan sulit mendapat akses terhadap makanan bergizi.
Selain itu, perubahan iklim juga dapat berdampak langsung pada kesehatan anak itu sendiri.
Adanya peningkatan suhu, polusi udara, juga peningkatan kejadian penyakit menular dapat melemahkan sistem imun anak.
Hal-hal seperti inilah yang membuat tumbuh kembang anak bisa terhambat, sehingga pada akhirnya menimbulkan stunting sejak dini.
Stunting pada anak justru dapat mengancam produktivitas anak di masa yang akan datang, Moms.
Baca Juga: Penting untuk Pertumbuhan Anak, Ini Tips Mencegah Stunting dengan Makanan
Masalah perubahan iklim tentu tidak akan pernah selesai jika tidak ditangani secara serius.
Dibutuhkan kerja sama dari berbagai sektor agar perubahan iklim ini dapat teratasi.
Sehingga, kesehatan anak dapat terjamin dan terhindar dari risiko stunting.
Agar perubahan iklim bisa segera teratasi, berikut upaya-upaya yang bisa dilakukan seperti dilansir dari Kompas.
Pertama, sarana dan prasarana perlu ditingkatkan untuk mengurangi masalah perubahan iklim ini.
Misalnya, menyesuaikan desain dan sistem drainase yang ada dalam rangka penanggulangan banjir.
Selain itu, merancang desain untuk menampung air hujan demi mencegah kekeringan.
Selanjutnya, penanganan lingkungan dan habitat pesisir juga perlu ditingkatkan.
Mulai dari merehabilitasi habitat hutan mangrove, terumbu karang, hingga padang lamun.
Selain itu, upaya rehabilitasi lahan kritis juga perlu dilakukan dengan cara melakukan penanaman kembali pohon (reboisasi).
Hal ini bertujuan untuk memperbanyak media penyerap gas karbon yang ada di lingkungan sekitar.
Baca Juga: Cara Tepat Menurunkan Risiko Stunting Agar Anak Tumbuh dengan Sehat
Juga, untuk meningkatkan ketersediaan cadangan air agar tidak terjadi krisis pangan ketika kekeringan.
Terakhir, layanan kesehatan masyarakat juga perlu ditingkatkan. Termasuk, di Indonesia.
Hal ini bertujuan agar kesehatan masyarakat, termasuk anak, bisa terjamin dengan baik.
Selain itu, anak pun bisa terhindar dari risiko stunting di masa yang akan datang.
Tidak hanya melakukan upaya-upaya di atas, sebagai orangtua, Moms juga perlu memperkaya pengetahuan terkait pencegahan stunting pada anak.
Mulailah dengan mendapatkan edukasi gizi dari banyak ahli medis yang bagus untuk mencegah stunting pada anak.
Terapkan juga pola hidup yang bersih dan sehat di rumah meski dunia tengah alami perubahan iklim.
Moms bisa kembali ke halaman 1 untuk mengetahui apa dampak perubahan iklim terhadap peningkatan risiko anak stunting.
Baca Juga: Apa Saja Dampak Stunting pada Perkembangan Otak Anak? Telusuri Yuk!
Buka Cabang ke-14, Nikmati Kelezatan Kuliner di Justus Steakhouse Asthana Kemang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR