"Jelas itu tidak ada manfaat untuk mengatasi stunting yang mestinya bertahap," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa peran kader menjadi garda terdepan untuk mengelola PMT yang bertujuan menurunkan angka stunting.
"Sebagai kader, seharusnya paling depan yang bisa mengelola PMT. Ini karena untuk penurunan stunting ada dana khusus, terutama untuk PMT balita stunting," lanjutnya.
Menurut Yuliati, menu PMT balita seharusnya fokus di menu Isi Piringku, sesuai anjuran Kementerian Kesehatan.
"Untuk PMT balita, lebih fokus di Isi Piringku, yaitu 1/3 karbohidrat, 1/3 protein, dan 1/3 sayur dan buah. Tapi kalau stunting, diperbanyak protein hewani," lanjutnya.
Yuliati menceritakan bahwa sebenarnya pemerintah melalui Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) telah mendukung dan memfasilitasi Program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting).
Di Kota Solo sendiri, program tersebut difasilitasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Ana, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Surakarta.
"Di Kota Solo, ada Program DASHAT Dapur Sehat Atasi Stunting lewat DP3AP2KB. Di sana, kader-kader (Posyandu) masak-masak untuk yang stunting atau yang berisiko stunting," jelasnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga biasanya memberikan bantuan lain untuk balita stunting dan juga yang berisiko stunting bahkan sampai lima kali dalam satu pekan.
Yuliati menyebutkan contoh menu PMT untuk pencegahan stunting yang biasa dibagikan.
"Banyak sekali program-program, seperti bantuan telur 1 kg setiap pekan, sampai lima kali pemberian. Ada juga dari pemerintah berupa ayam krakas atau hati ayam," tutupnya.
Baca Juga: Enak dan Bergizi, Berikut Ide Menu PMT Stunting yang Mudah Dibuat di Rumah
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR