6. Rencanakan Peralihan dengan Lembut
Anak dengan autisme mungkin kesulitan dalam mengatasi perubahan rutinitas. Jika perlu ada perubahan, rencanakan peralihan dengan lembut.
Berikan pemberitahuan terlebih dahulu menggunakan dukungan visual dan sediakan waktu untuk anak beradaptasi.
7. Hindari Overstimulasi
Anak dengan autisme dapat lebih rentan terhadap overstimulasi. Kurangi kebisingan, cahaya yang terlalu terang, atau stimulasi visual yang berlebihan.
Jika sedang di lingkungan yang penuh dengan stimulus, berikan anak kesempatan untuk istirahat di tempat yang tenang.
8. Terapkan Strategi Pemusatan Diri
Ajarkan anak strategi pemusatan diri untuk membantu mereka mengatasi ketegangan atau frustrasi.
Ini bisa mencakup pernafasan dalam, berjalan-jalan singkat, atau menggunakan mainan atau objek yang memberikan kenyamanan.
9. Gunakan Teknik Desensitisasi
Jika anak memiliki ketidaknyamanan terhadap rangsangan tertentu, terapkan teknik desensitisasi secara bertahap.
Baca Juga: Waspada! Ini Ciri-ciri Anak Tantrum yang Harus Dibawa ke Psikolog
Mulailah dengan paparan yang ringan dan tingkatkan secara perlahan sesuai kenyamanan anak. Hal ini dapat membantu mengurangi respons negatif.
10. Jangan Menyamakan Semua Tantrum dengan Kebencian
Penting untuk memahami bahwa tidak semua tantrum anak dengan autisme berarti kebencian atau perilaku yang tidak terkendali.
Beberapa tantrum mungkin merupakan reaksi terhadap kecemasan atau ketidakmampuan mereka untuk mengekspresikan diri.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR