Nakita.id - Dalam perjalanan orang tua merawat bayi, satu aspek yang seringkali luput dari perhatian adalah kebersihan dan kondisi botol bayi.
Botol bayi adalah alat utama untuk memberikan nutrisi dan kelembutan pada bayi, dan oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa mereka tetap bersih dan aman.
Dalam artikel ini, kita akan membahas seberapa sering botol bayi harus diganti, tanda-tanda untuk memperhatikan, dan bagaimana merawat botol bayi dengan baik.
Menentukan seberapa sering botol bayi harus diganti melibatkan pertimbangan berbagai faktor.
Dua faktor utama yang mempengaruhi keputusan ini adalah jenis botol dan keadaan botol tersebut.
- Botol Plastik
Botol bayi plastik cenderung memiliki umur pakai yang lebih pendek dibandingkan botol kaca.
Sebagai panduan umum, sebagian besar pediatris merekomendasikan mengganti botol plastik setiap 3-6 bulan.
Plastik dapat mengalami keausan, retak, atau perubahan warna yang mungkin tidak terlihat tetapi dapat mempengaruhi kebersihan botol.
- Botol Kaca
Botol bayi kaca memiliki umur pakai yang lebih lama karena kaca lebih tahan terhadap keausan dan perubahan warna.
Baca Juga: Kapan Botol Susu Bayi Harus Diganti? Ini Sederet Tanda yang Harus Moms Perhatikan
Namun, seperti botol plastik, perlu diperhatikan tanda-tanda keausan atau kerusakan fisik yang dapat mempengaruhi kebersihan botol.
Terlepas dari jangka waktu yang direkomendasikan, penting untuk selalu memeriksa tanda-tanda yang menunjukkan bahwa botol bayi perlu diganti.
Beberapa tanda tersebut meliputi:
- Goresan atau Retakan
Jika ada goresan atau retakan pada botol, dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri atau kuman yang sulit dibersihkan. Botol dengan kerusakan fisik ini sebaiknya segera diganti.
- Perubahan Warna atau Bau
Perubahan warna pada plastik atau kaca, serta bau yang tidak enak, dapat menunjukkan tanda-tanda pembusukan atau pertumbuhan bakteri. Botol dengan tanda-tanda ini harus segera diganti.
- Kerusakan pada Puting dan Tutup
Jika puting atau tutup botol mengalami kerusakan atau keausan, segera gantilah untuk mencegah risiko tersedak atau kebocoran.
- Kekerasan atau Kelembutan pada Plastik
Jika botol bayi plastik terasa lebih keras atau lebih lembut dari biasanya, ini bisa menjadi tanda bahwa plastiknya mengalami perubahan struktural dan dapat melepaskan zat kimia yang tidak diinginkan ke dalam cairan yang dikonsumsi bayi.
Baca Juga: Bolehkah Bayi Minum Susu Botol Sambil Tiduran? Ini Risiko yang Bisa Dialami Anak
Untuk memastikan kebersihan dan keamanan botol bayi, berikut adalah beberapa tips untuk merawatnya dengan baik:
- Cuci dengan Bersih Setelah Setiap Penggunaan
Setelah digunakan, botol bayi harus dicuci dengan sabun bayi dan air hangat.
Sikat botol dan puting secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa-sisa formula atau ASI.
- Sterilkan Secara Rutin
Selain mencuci, sterilisasi botol bayi secara rutin juga penting, terutama untuk bayi yang masih sangat kecil atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan merebus botol dalam air mendidih atau menggunakan sterilizer botol bayi.
- Simpan di Tempat yang Bersih dan Kering
Setelah dicuci dan disterilkan, botol bayi sebaiknya disimpan di tempat yang bersih dan kering.
Hindari menyimpan botol di tempat yang lembap atau yang terkena sinar matahari langsung.
- Perhatikan Penggunaan Microwave
Jika menggunakan microwave untuk sterilisasi, pastikan botol bayi yang digunakan tahan panas microwave.
Beberapa botol memiliki batas suhu tertentu yang tidak boleh dilewati.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR