Kegiatan edukasi bertajuk 'Gerakan Hindari Tipu-tipu' ini adalah kelanjutan dari eksperiman sosial Vomoshop, yang telah didukung oleh Kemkominfo RI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), berbagai komunitas dan mitra, hingga para key opinion leaders (KOLs).
Kegiatan edukasi yang berlangsung Kamis (30/11/2023) ini menjadi momentum yang tepat untuk meluncurkan panduan hindari tipu-tipu online #IngatVOMO.
VOMO sendiri adalah akronim dari Verifikasi, Observasi, Mudah akses info, dan Ofisial rekening platform-nya untuk bertransaksi online.
"Lewat panduan selalu #IngatVOMO, Blibli melanjutkan komitmen keberlanjutan pada sisi peningkatan literasi digital masyarakat lewat edukasi tentang privasi data dan keamanan siber.
Terutama, kami tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat agar bertransaksi hanya pada rekening ofisial platform yang bertanggung jawab di seluruh layanan dan fitur yang ditawarkan kepada pelanggan," kata Yolanda Nainggolan selaku Head of Public Relations Blibli.
Yola juga menambahkan, Blibli juga mendorong masyarakat untuk selalu melakukan verifikasi kanal komunikasi resmi platform tempat bertransaksi seiring dengan berkembangnya modus tipu-tipu online.
"Sehingga, dapat melakukan komunikasi dengan cepat dan tepat di kala ada indikasi tipu-tipu yang mengatasnamakan platform," ujarnya.
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo RI Septriana Tangkary turut mendukung adanya 'Gerakan Hindari Tipu-tipu' dengan meluncurkan panduan #IngatVOMO.
"Inisiatif ini tentunya sangat membantu kami dari sisi pemerintah dalam memperluas sosialisasi terkait waspada penipuan online di masyarakat.
Apalagi kini, gaya hidup digital semakin luas diadopsi oleh masyarakat, yang salah satunya dibuktikan dengan penetrasi aktivitas belanja online hingga ke masyarakat akar rumput," ungkap Septriana.
Sama-sama menyampaikan apresiasi terhadap kampanye 'Gerakan Hindari Tipu-tipu' lewat panduan #IngatVOMO, Ketua Tim Insiden Siber Sektor Keuangan, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Sandromedo Christa Nugroho menyampaikan bahwa perkembangan transformasi digital dalam kehidupan konsumen seyogyanya harus diiringi dengan awareness untuk menjaga data dan informasi pribadi.
Hal ini dikarenakan para penjahat dunia maya memiliki teknik dan metode serangan yang sangat beragam untuk menembus sistem keamanan dan/atau melakukan serangan social engineering untuk mencuri data dan informasi milik pengguna.
"Semoga kampanye 'Gerakan Hindari Tipu-tipu' dan panduan belanja online #IngatVOMO dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga dapat membantu pemerintah untuk mengurangi angka kasus penipuan online di Indonesia," harap Sandromedo.
Melanjutkan kedua optimisme di atas, Arshy Adini selaku Executive Director idEA menerangkan bahwa industri digital yang dinamis memang terus membutuhkan inovasi untuk mendorong perkembangannya.
"Saat ini, salah satu tantangan industri yang harus dibenahi segera adalah berkembangnya promosi fiktif dan penipuan online," sebut Arshy.
"Eksperimen sosial yang dilakukan industri berkolaborasi dengan pelaku e-commerce serta pemerintah diharapkan akan mampu menjadi edukasi konsumen yang mumpuni.
Mencerdaskan konsumen menjadi salah satu bentuk tanggung jawab industri dan mendorong percepatan potensi ekonomi digital dan demand transaksi pada masyarakat indonesia," tutupnya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai #IngatVOMO dapat langsung mengakses tautan berikut.
Baca Juga: Miris! Foto Lelaki Tampan ini Dimanfaatkan Para Penipu untuk Poroti Wanita
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR